Trailer Merah Putih: One for All Rilis, Langsung Panen Hujatan Warganet

Trailer Merah Putih: One for All resmi dirilis di kanal YouTube CGV dan… langsung jadi bahan bakar kemarahan serta komedi netizen. Konon proyek ini dikabarkan menelan dana Rp 6,7 miliar, tapi hasil visualnya membuat warganet merasa sedang menonton animasi gratisan dari game 3D tahun 2005, lengkap dengan voice over yang terdengar seperti direkam pakai mikrofon karaoke harga 30 ribu.

Beberapa komentar kocak (dan pedas) langsung meramaikan kolom komentar:

“Nonton film ini dibutuhkan tidak hanya sekedar popcorn. Klo bisa sekalian nasi goreng, nasi bungkus, pizza dan lain sebagainya. Karena mending makan daripada liat filmnya.”

“Saya suka sekali dengan trailer ini… terasa sekali korup dan pencuciannya.”

“ABSEN YANG MENINGGAL ABIS NONTON TRAILERNYA.”

“Kalau ini film buatan anak umur 10 tahun dan dibuat sendiri untuk merayakan HUT, bakal gue apresiasi. Tapi ini? Dana rakyat, bro.”

Publik pun mempertanyakan ke mana perginya dana fantastis itu. Beberapa menyindir, mungkin sebagian dananya “terjebak” di jalur distribusi, atau “menghilang” dalam bentuk rapat koordinasi di hotel berbintang plus studi banding ke luar negeri.

Dari segi teknis, kualitas animasi yang dihasilkan justru membuat sebagian orang teringat masa-masa mereka bermain game bajakan di warnet. Bahkan ada yang bercanda, “Kalau ini tujuannya mengenang masa kecil, misi berhasil!”

Sayangnya, Merah Putih: One for All seakan menjadi contoh nyata pepatah lama: “Bukan masalah modal besar, tapi kemauan dan integritas yang menentukan.” Kalau memang semboyannya “One for All”, bisa jadi maksudnya adalah “satu proyek untuk semua yang kebagian anggaran.”

Bagaimanapun juga, Merah Putih: One for All tetaplah karya yang dibuat untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia. Terlepas dari segala kritik dan tawa yang menyertainya, semoga semangat kemerdekaan yang diusung film ini tidak ikut tenggelam bersama gelombang hujatan warganet.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!