Loading your location

Review The Mauritanian: Periode Kelam Perang Melawan Terorisme

By Ekowi12 Juli 2022

Sobat nonton pernah tidak membayangkan rasanya ditahan dan dipenjara tanpa tuduhan yang pasti selama bertahun-tahun? Kondisi tersebut dialami oleh seorang bernama Mohamedou Ould Slahi (Tahar Rahim). Ya, umurnya banyak terbuang sia-sia di penjara Guantanamo lantaran diduga terlibat dalam aktivitas terorisme oleh pemerintah AS.

Di penjara yang terkenal mengerikan tersebut Slahi sendirian, takutn dan terus menerus menderita karena disiksa supaya mengakui perbuatan yang tak dilakukannya. Masa kelam itu akhirnya mendapat 'cahaya' setelah ia bertemu dengan pengacara tangguh bernama Nancy Hollander (Jodie Foster) dan rekannya, Teri Duncan (Shailene Woodley).

Ketiganya bahu membahu melawan pemerintah AS dalam memperjuangkan keadilan hukum di pengadilan. Dan dengan bantuan jaksa militer yang tangguh, Letnan Kolonel Stuart Couch (Benedict Cumberbatch), mereka mencoba mengungkap kebenaran yang mengejutkan untuk membuktikan bahwa yang terjadi di Guantanamo, khususnya yang menimpa Slahi adalah kesalahan.

Itulah kisah yang tersaji dalam karya terbaru sutradara Kevin Macdonald berjudul The Mauritanian. Menurut penulis, daya tarik utama film yang didasarkan pada memoar terlaris NY Times "Guantánamo Diary" ini adalah fakta-fakta yang diungkapkannya, terutama terkait kebijakan "War on Terror" yang digalang pemerintah AS.

Menurut penulis, di antara film-film lain yang mengangkat tema terorisme, The Mauritanian bisa dikatakan adalah salah satu yang memberikan pemahaman mendalam terkait apa yang sebenarnya terjadi pada para tahanan terduga teroris di penjara Guantanamo. Sangat mengerikan dan tidak manusiawi, mungkin itu ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkannya.

The Mauritanian juga 'menelanjangi' serta memvisualisasikan secara gamblang praktik-praktik kotor yang dilakukan pemerintah AS untuk melegitimasi 'War on Teror', meski melanggar hukum. Mulai dari membuat tuduhan palsu kepada para pihak yang diduga terlibat aksi terorisme, penyiksaan tak berujung, hingga menghadirkan pula kesaksian yang palsu. Dan itulah yang dialami Slahi selama bertahun-tahun.

Jadi, menurut penulis, film ini merupakan gambaran periode kelam perang melawan terorisme yang dilakukan pemerintah AS pasca peristiwa 9/11. The Mauritanian menunjukkan bahwa di titik tertentu, manusia bisa berubah menjadi tidak manusiawi ketika ada ambisi-ambisi politik yang sejatinya hanya dinikmati segelintir orang. Ironisnya, hal itu dilakukan oleh negara yang mengklaim dirinya paling demokratis di dunia.

Penasaran penyiksaan seperti apa yang dialami Slahi selama di penjara Guantanamo? Praktik-praktik kotor apa saja yang dilakukan pemerintah AS untuk melegitimasi 'War on Teror'? Bagaimana perjuangan Hollander, Duncan, dan Couch melawan negara mereka sendiri? Temukan jawabannya di film The Mauritanian yang tayang bulan ini di Cinema XXI. Jangan lupa cek jadwal tayangnya di sini ya!

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

MARIARA
Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga
Sampai Nanti Hanna!
The Canterville Ghost

COMING SOON

Anak Kunti
Into the Deep
Narik Sukmo
Yakin NIkah