Loading your location

Review Getih Ireng: Film Bertema Santet yang Tampil Beda

By Ekowi17 Oktober 2025

Menuju penghujung akhir tahun, bioskop Indonesia tetap ditemani dengan berbagai film horor pilihan. Salah satu rumah produksi film yang turut meramaikan genre horor ini adalah Hitmaker Studios. Sukses dengan film Santet Segoro Pitu, Hitmaker Studios kembali hadir dengan film horor terbarunya yang berjudul Getih Ireng.

Film Getih Ireng sendiri akan berkisah tentang Pram (Darius Sinathrya) dan Rina (Titi Kamal), pasangan suami istri muda yang baru menikah dan sangat mendambakan anak. Setelah memutuskan meninggalkan kota asal mereka di Solo, keduanya pindah ke Wonosobo, Jawa Tengah, untuk memulai kehidupan baru yang lebih tenang dan penuh harapan.

Namun, kedamaian mereka terusik oleh kehadiran sosok kakek misterius yang dilihat Rina saat syukuran rumah. Ternyata, sosok kakek misterius itu juga hadir dalam mimpi Rina. Singkat cerita, Rina hamil. Sayangnya, kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama karena Rina keguguran setelah bermimpi kakek itu lagi.

Rina meyakini bahwa kegugurannya adalah karena kakek itu dan ini berkaitan dengan hal gaib. Namun, Pram yang rasional tidak percaya dan menganggap ini hanya gangguan psikologis Rina. Pasangan ini lantas memanggil Pak Narto (Teno Ali), orang pintar setempat, yang mengidentifikasi gangguan tersebut sebagai Santet Getih Ireng, yaitu jenis santet yang memiliki target spesifik, yaitu darah dan keturunan (genetik) keluarga.

Pak Narto mengungkap, jika Rina mengandung, Rina akan keguguran terus. Tak tanggung-tanggung, Pak Narto pun mengungkap jika mereka tidak akan pernah bisa punya anak selamanya. Lantas, bagaimana cara Rina dan Pram keluar dari teror santet Getih Ireng tersebut?

Ditulis naskahnya oleh Riheam Junianti, yang memang menjadi langganan dari film-film produksi Hitmaker Studios, Getih Ireng memang tampil tanpa basa-basi, namun ini justru membuat sedikit cela dalam hal build-up-nya yang terlampau buru-buru. Presentasinya juga masih kurang memadai, seolah menghilangkan urgensi, di samping penokohannya yang sebatas hadir di permukaan.

Beruntung, pengarahan dari sutradara Tommy Dewo tetap terjaga stabil, utamanya dalam menampilkan visual demit yang hadir dalam penampakan yang tidak lazim, sehingga memberikan kesegaran terhadap eksplorasi film horor secara tepat guna dalam menyibak sisi lain dari hal klenik bernama santet.

Tak bisa dipungkiri, nantinya Getih Ireng akan kembali menampilkan deretan adegan dari para karakternya yang terkena santet. Di sinilah beragam macam gore ditumpahkan, sebagaimana ciri khas dari Hitmaker Studios. Namun, alih-alih membuat ngeri, kehadirannya justru tampil begitu membosankan. Kurang mulusnya timing pengadeganan hingga development yang terasa mentah menjadi penyebab utama hilangnya paranoia tadi.

Untungnya, film Getih Ireng masih terasa sebagai pembeda dari film horor lainnya, karena ide cerita yang diangkat berasal dari kejadian mistis lokal. Apalagi bagi sobat nonton yang besar dan tumbuh di daerah-daerah yang masih mempercayai mitos dan hal-hal mistis, pasti akan seru mengikuti film ini sampai akhir.

Pada akhirnya, film Getih Ireng cocok bagi para pecinta film horor Indonesia. Apalagi, bagi kalian yang penasaran dengan budaya santet yang berkembang di Indonesia. Getih Ireng memang masih jauh dari kata sempurna, namun setidaknya ia tampil cukup berbeda dibandingkan dengan para kompatriotnya.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Panggil Aku Ayah
Menuju Pelaminan
Good Boy

COMING SOON

Sonic the Hedgehog 4
Strange World
Sahabat Anak
Spider-Man: Brand New Day