Loading your location

Review Sore: Istri dari Masa Depan: Film Drama Sederhana dengan Pesan yang Kuat

By Ekowi11 Juli 2025

Sineas Yandy Laurens kembali hadir dengan karya layar lebar terbarunya, setelah sukses mencetak 7 Piala Citra dalam film Jatuh Cinta Seperti di Film-Film. Terbaru, sutradara asal Makassar itu merilis Sore: Istri dari Masa Depan, yang sudah tayang serentak di seluruh bioskop mulai 10 Juli ini.

Sore: Istri dari Masa Depan berkisah tentang seorang perempuan bernama Sore (Sheila Dara Aisha) yang datang dari masa depan untuk bertemu suaminya, Jonathan (Dion Wiyoko). Pada masa itu, Jonathan yang masih melajang tinggal dan bekerja di Kroasia.

Sore datang membawa satu misi penting, yakni mengubah takdir Jonathan. Ia mau sang suami berumur panjang karena kesehatan Jonathan memburuk di tengah masa pernikahan mereka. Ia menyadari penyakit yang diidap sang suami berasal dari gaya hidup berantakan saat muda. Sore kemudian mencoba mengatasi semua itu dengan mendatangi sang suami pada masa-masa tersebut.

Masalah lalu menjadi rumit karena masa lalu, masa kini, dan masa depan Jonathan bersama Sore menjadi berbenturan. Mereka tidak menyadari ada konsekuensi besar yang harus dihadapi dari setiap tindakan yang mereka lakukan.

Sejak awal durasi bergulir, film ini rupanya tidak terburu-buru untuk meyakinkan penonton apakah tindakan Sore benar atau tidak. Justru ruang yang dibuka oleh film ini adalah ruang keraguan, ruang untuk membiarkan perhatian tumbuh secara bertahap. Di sinilah kekuatan film ini berada. Hubungan Jonathan dan Sore tidak dibangun lewat momentum dramatis, tetapi lewat percakapan kecil, kebiasaan sederhana, dan perlahan-lahan mengubah cara Jonathan memandang hidupnya sendiri.

Bagi sobat nonton yang telah mengikuti versi web series-nya, bagian awal film ini mungkin terasa seperti pengulangan dengan kualitas visual yang tentunya ditingkatkan. Tapi, setelah melewati paruh pertama, film ini mengambil jalan cerita yang berbeda dan justru memperkaya isi dari semesta yang sudah dikenal.

Beberapa adegan baru yang ditampilkan di sini tidak hanya menambahkan konteks, melainkan juga semakin menambah kedalaman emosi. Kita dibuat untuk jadi lebih memahami alasan Sore kembali, dan mengapa Jonathan perlu dipertemukan kembali dengan perasaannya yang selama ini ia abaikan.

Pengambilan gambar yang cermat dan tata visual yang bersih menjadikan film ini juga terasa segar dan selaras dengan suasana batin para karakternya. Lanskap-lanskap dingin dan lapang khas Kroasia dan Finlandia berhasil memberi ruang untuk keheningan, yang dalam film ini berfungsi lebih dari sekadar pengisi. Ia rupanya menjadi bagian dari cerita itu sendiri.

Namun, yang paling mencolok dari film ini adalah bagaimana Yandy Laurens mampu memanfaatkan elemen fantasinya secara senyap. Tidak ada efek khusus yang mendominasi, pun dengan penjelasan teknis tentang perjalanan waktunya. Akan tetapi, justru kesederhanaan inilah yang membuat pesan film ini lebih terasa. Fantasi yang dihadirkan Yandy Laurens adalah tentang kemungkinan manusia untuk memelihara perhatian, yang merupakan sebuah bentuk cinta yang tidak menuntut balasan, tapi tetap ingin saling menyelamatkan satu sama lain.

Pada akhirnya, film seperti Sore: Istri dari Masa Depan mungkin hanya akan muncul sekali dalam satu dekade dalam peta perfilman Indonesia. Dan tentu saja, cara terbaik dalam menikmatinya adalah dengan menonton film ini di layar lebar.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

KAMPUNG JABANG MAYIT: RITUAL MAUT
Agen +62
SEVENTEEN WORLD TOUR [BE THE SUN] (HYBE CINE FEST IN ASIA 2025)
Lorong Kost

COMING SOON

Ladda Land Indonesian
Leak Kanjeng Kliwon
Waru
Ash