REVIEW FILM 212 THE POWER OF LOVE
DirectorJastis Arimba
ActorsFauzi Baadila, Humaidi Abas, Adhin Abdul Hakim, Hamas Syahid, Meyda Sefira, Asma Nadia, Roni Dozer
Durations110 minutes
RatingR (Remaja)
GenreDrama
COMING SOON
Loading your location
DirectorJastis Arimba
ActorsFauzi Baadila, Humaidi Abas, Adhin Abdul Hakim, Hamas Syahid, Meyda Sefira, Asma Nadia, Roni Dozer
Durations110 minutes
RatingR (Remaja)
GenreDrama
Member since 2018
Link dowloand adakah min terimakasih
Member since 2018
Sudah nonton dan pengen liat lagi 👍👍👍👍
Member since 2018
Film yg penuh inspirasi dan motivasi tentang keimanan dan kecintaan terhadap kitab suci Al-Quran
Member since 2018
Film bagus. Ini memang film layar lebar dengan judul dan tema terkait aksi bela islam 212 yang lalu. Namun penyampaian aksi cukup ringan dan topik masalah adalah bagaimana hubungan cinta antara ayah dan anak yang mengalami kendala. Membaca review dibawah tentang bagaimana susahnya film ini dibuat, saya mengajak rekan yang setuju utk bersedekah dengan membelikan tiket bagi anak yatim untuk menonton film ini :)
"Bagi saudara sesama muslim yang ingin nobar atau bersedekah tiket untuk membiayai anak yatim dan dhuafa menonton film ini silakan hub: Hilma Ihaqi 0811-1340364"
Member since 2018
Subhanalloh sangat terharu menontonnya kisah bersejarah yang sulit dilupakan dimana ada 7juta orang berkumpul secara damai menyuarakan yang kebenaran tanpa sebatang rumput pun rusak...
Member since 2018
Ngk nyesel nonton film ini. Udah di tunggu sejak dulu2. Semangat berjuang membela islam benar2 kerasa. Kata siapa islam itu ngk cinta damai. Di dalam flim ini di jelaskan bahwa islam cinta damai.
Tegal, Jawa Tengah
filmnya seruu bngt 😍
Member since 2018
Terlalu berlebihan orang-orang mengulasnya. Rata-rata tidak memiliki pengetahuan mendalam soal sinematografi maupun perwatakan tokohnya sehingga hanya bilang bagus-bagus saja. Padahal perwatakan Rahmat dangkal sekali, sebagai seorang Marxis hanya digambarkan tengah melihat gambar Marx di komputer saja. Rupanya memang bagi para penulis naskah tak mai bersentuhan sama sekali dengan tokoh Marxis sehingga tak tahu bagaimana memasukan referensi yang mereka perlukan. Padahal jelas sangat penting detil serta gagasan Rahmat untuk memperkuat wataknya sebagai orang yang kurang religius. Sangat penting untuk melihat referensi terlebih dahulu sekalipun ideologi penulisnya bertentangan, thoh ia hendak diputihkan.
Kecewa sangat,