Loading your location

Review Khanzab: Yasamin Jasem Tampil Solid Hadirkan Nuansa Drama dan Horor yang Kuat

By Ekowi21 April 2023

Bagaimana cara menjadikan premis tentang gangguan hantu di tengah salat menjadi sebuah film panjang? Cukup meragukan, apalagi ditambah keterlibatan seorang produser yang bernama Dheeraj Kalwani. Tapi proyek karya Anggy Umbara yang berjudul Khanzab ini rupanya lebih baik dari perkiraan jauh di atas produksi Dheeraj yang lain, meski pencapaian itu terbilang mudah selama film tersebut bukanlah film sampah.

Film Khanzab berkisah tentang Rahayu (Yasamin Jasem) dan keluarganya yang diasingkan saat kembali ke rumah masa kecilnya. Bagaimana tidak, Rahayu bersama ibu tirinya (Tika Bravani) terpaksa meninggalkan Banyuwangi setelah sang ayah (Rizky Hanggono) menjadi korban pembantaian dukun santet.

Kisah dalam film Khanzab memang berlatar Mei 1998 saat para ninja membantai dukun santet di wilayah Banyuwangi. Rahayu bahkan menyaksikan sang ayah dipenggal dengan mata kepalanya sendiri. Oleh sebab itu, Rahayu selalu menenangkan diri dengan melaksanakan salat agar beban hatinya kala kehilangan sang ayah sekaligus dikucilkan masyarakat bisa lebih ringan.

Namun yang terjadi, Rahayu justru malah sulit berkonsentrasi saat salat. Rahayu merasa kesulitan salat dengan khusyuk. Ternyata salah satu gangguan yang menyebabkan Rahayu tidak khusyuk saat salat adalah Khanzab.
Khanzab rupanya adalah jin yang mengganggu manusia saat salat. Lantas bagaimana Rahayu mengatasi gangguan dari Khanzab tersebut?

Terlepas dari usaha untuk menghadirkan sejumlah hal baru dalam penuturan kisahnya, mulai dari latar belakang cerita, bentukan misteri, hingga barisan karakter, film Khanzab nyaris hanya mengulang berbagai formula horor yang telah diterapkan oleh film-film pendahulunya.

Ingat dengan adegan sosok supranatural yang terus menghantui seorang karakter ketika dirinya sedang beribadah shalat? Dua paruh pertama film ini diisi oleh pengulangan adegan tersebut selama beberapa kali dengan sejumlah modifikasi dan juga dikisahkan terjadi kepada beberapa karakter lain dalam cerita. Adegan tersebut memang telah menjadi terapi kejut bernuansa horor andalan bagi film ini. Akan tetapi, tetap saja, kehadirannya yang terus berulang dengan tanpa diikuti galian cerita yang lebih mumpuni jelas membuat presentasi keseluruhan dari film ini terasa begitu menjemukan.

Pengarahan yang diberikan oleh Anggy Umbara sebenarnya telah cukup mampu mendorong Khanzab untuk bergerak dengan ritme penceritaan yang relatif cepat. Kualitas produksinya juga tidak buruk, meskipun jelas masih sangat jauh dari kesan memuaskan. Sayangnya, naskah cerita film ini terjalin terlampau dangkal untuk dapat menjadikannya lugas dalam bertutur. Banyak elemen cerita dihadirkan dengan pengembangan yang setengah matang dan menjadikan keberadaannya lantas terasa membingungkan.

Usaha untuk menjelaskan berbagai konflik maupun misteri yang muncul di dua paruh awal film pada bagian akhir cerita juga berakhir datar. Konklusi yang digarap dengan balutan tema agar manusia menghargai lingkungan sekitarnya sempat memantik harapan akan adanya perubahan penuturan Khanzab. Namun, seperti deretan konflik lain dalam film ini, tema tersebut terlambat kehadirannya dan kemudian gagal tereksplorasi dengan lebih utuh.

Penampilan solid yang diberikan Yasamin Jasem memang masih menjadi kunci bagi presentasi cerita Khanzab. Lewat penampilannya, film ini mampu menghadirkan sejumlah momen drama maupun horor yang cukup kuat. Namun, karena garapan karakter yang terlalu minimalis, sayangnya, kemudian malah menghalangi karakter utama kita ini untuk hadir dalam kapasitas cerita yang memuaskan. Sayang seribu sayang.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Gladiator II
Negeri Para Ketua
Sampai Nanti Hanna!
WE LIVE IN TIME

COMING SOON

Gereja Setan
Komang
Aftermath (2024)
Kamu Adalah Aku