Loading your location

Review One Battle After Another: Film Aksi Langka yang Memiliki Kekuatan Cerita dan Sinematik di Semua Aspeknya

By Ekowi24 September 2025

Status auteur selalu memberi kebebasan untuk membuat film apa saja. Kritikus dan sinefil di luar sana pastinya bakal berpikir dua kali untuk memberi cap "buruk" bagi karya para auteur tersebut. Entah didorong kekhawatiran disebut "gagal paham", atau keyakinan "filmnya pasti bagus".

Hal di atas tadi acapkali terjadi pada film-film buatan sineas auteur yang bernama Paul Thomas Anderson. Pun begitu dengan karya terbarunya yang berjudul One Battle After Another. Film aksi-politik ini nyatanya ingin coba menggambarkan distopia Amerika Serikat sebagai negara polisi yang fasis, serta menyingkap realitas politik kontemporer dan akan menyindir otoritarianisme.

Film One Battle After Another sendiri akan berkisah tentang Bob Ferguson (Leonardo DiCaprio) yang sempat dikenal sebagai seorang anggota kelompok revolusioner yang militan. Ia tergabung dalam French 75, salah satu gerakan pemberontakan di Amerika Serikat.

Namun, kehidupannya tadi sudah ditinggalkan oleh Bob. Ia menjalani masa pensiun di kota terpencil dengan mengurus kebun, meski kehidupan baru tersebut masih diselimuti kegelisahan. Bob juga telah menikah dengan Perfidia Beverly Hills (Teyana Taylor) dan dikaruniai anak perempuan bernama Willa Ferguson (Chase Infiniti).

Sayangnya, kebahagiaan itu sayangnya hancur setelah Bob mendengar sebuah berita bahwa Kolonel Steven J. Lockjaw (Sean Penn), musuh bebuyutannya 16 tahun lalu, sudah bangkit menjadi pejabat terkemuka. Bob berusaha mengabaikan kabar itu. Namun, ia segera menyadari bahwa Lockjaw kini berusaha kembali menghabisi hidup Bob, dan juga merusak keutuhan keluarganya.

Menurut penulis, One Battle After Another adalah satu contoh sempurna, bagaimana semua elemen dalam film, baik naratif dan estetik mampu selaras untuk mengemas satu pesan yang kuat. Segala pencapaian teknisnya, hingga penampilan kastingnya ditampilkan tanpa cacat.

Ya, One Battle After Another adalah contoh film aksi langka yang memiliki kekuatan cerita dan sinematik di semua aspeknya. Dengan gayanya yang unik dan elegan, sang sutradara mampu menggambarkan realita dunia kita saat ini yang tipis batasannya antara hitam dan putih.

One Battle After Another juga merupakan drama tragis yang ingin menelanjangi kejamnya dunia. Tapi justru kekejaman itulah yang menjadikan kisahnya menjadi jujur. Dunia nyata tempat kita tinggal bukanlah tempat yang adil, di mana kebaikan selalu mengalahkan kejahatan. Bukan pula sebuah tempat di mana akhir bahagia telah menanti di ujung penderitaan.

Overall, jika dipandang melalui kacamata filmis, meski merupakan karya paling cerah dan ringan dari seorang Paul Thomas Anderson, namun hal tersebut sama sekali tidak menghilangkan sentuhan kebrilianannya. Dingin, kelam, dan menusuk di permukaan, One Battle After Another nyatanya tetap menyimpan kehangatan dari sebuah hal yang bernama harapan.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

F1 The Movie
Dongji Rescue
Cyberbullying
The Conjuring: Last Rites

COMING SOON

Putra
Ngunduh Jiwo
Coyotes
Anemone