Loading your location

Review Challengers: Estetik, Elegan, dan Bersahaja

By Ekowi27 April 2024

Apakah sobat nonton menggemari film yang menggabungkan unsur komedi, drama, romansa, dan olahraga? Jika iya, maka sobat nonton jangan sampai melewatkan sebuah film berjudul Challengers yang disutradarai oleh Luca Guadagnino, seorang sineas auteur yang bertanggung jawab atas kesuksesan film-film seperti Call Me by Your Name dan remake Suspiria.

Challengers akan mengikuti perjalanan Tashi Donaldson (Zendaya), Art Donaldson (Mike Faist), dan Patrick Zweig (Josh O’Connor), tiga atlet tenis yang terjalin dalam kisah cinta segitiga yang rumit. Mereka berbagi sejarah panjang, mulai dari masa remaja hingga puncak karier profesional mereka.

Tashi, yang telah menjadi atlet berprestasi, terpaksa mengakhiri kariernya setelah mengalami cedera serius. Namun, cinta dan ambisi masih menggelora di dalam dirinya. Dia lalu memutuskan untuk menikahi Art. Tetapi ketika Art menghadapi kekalahan beruntun, Tashi mengajaknya untuk menantang Patrick dalam kompetisi bertajuk Challenger, yang lantas memicu persaingan yang membara di antara mereka.

Well, kesederhanaan gaya tutur ditambah kepekaan Luca selaku sutradara terhadap manusia rupanya menjadi kunci utama dari kuatnya realisme dalam film Challengers ini. Bagaimana tidak, karena filmnya sendiri seperti enggan meledak-ledak, bahkan di saat perjalanan hidup tokohnya cukup dramatis. 

Ketimbang mengikuti pakem romansa segitiga pada umumnya, Luca coba memanfaatkan formula genrenya untuk membentuk proses observasi terhadap beragam kondisi manusia. Yang pada akhirnya, kisah Tashi bakal terasa relatable bagi kalian yang pernah dihadang oleh dilema serupa.

Pengadeganannya pun tak menjual banyak letupan alis sederhana. Alih-alih diledakkan, emosi dari sobat nonton dibiarkan merasuk dengan sendirinya ke tiap-tiap karakternya. Kemudian seketika tanpa sadar sobat nonton pun turut mengamini betapa nyata Challengers dalam memotret realita.

Sebuah realita yang berisi karakter-karakter yang tidak ada bedanya dengan manusia biasa seperti kita semua, yakni mengunjungi tempat-tempat yang wajar dikunjungi, hingga kemudian mengalami pula situasi yang pernah dialami manusia biasa pada umumnya.

Segala pencapaian di atas tadi lalu mencapai puncaknya di klimaks yang niscaya akan mengendap di hati sobat nonton, jauh setelah kreditnya bergulir. Sekali lagi, seorang Luca Guadagnino jeli dalam hal menyalurkan emosi, kali ini lewat keheningan yang membuat dunia seolah membeku beberapa saat.

Pada akhirnya, Challengers merupakan sajian kisah yang mengeksplorasi tema "takdir" dengan gaya estetik, elegan, dan bersahaja. Melalui kemasan estetikanya tersebut, siapapun mungkin tidak mengharapkan klimaks yang memuaskan. Karena sesungguhnya, wacana tentang hidup dan cinta nantinya kembali akan berpulang kepada tiap-tiap penontonnya masing-masing.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Flow
WE LIVE IN TIME
Bila Esok Ibu Tiada
Puang bos

COMING SOON

Comic 8 Revolution
Leak Kanjeng Kliwon
I Am Legend 2
Tukar Takdir