Review The Architecture of Love (TAOL): Film Drama Romantis dengan Cerita dan Karakter yang Kuat
Raia (Putri Marino), seorang penulis best seller yang tak lagi mampu menulis, memutuskan terbang ke New York mengejar inspirasi. Kota ini mempertemukannya dengan River (Nicholas Saputra), seorang arsitek yang misterius. Perjumpaan itu menjadi awal pertemanan 'rahasia' di antara keduanya. Mereka bisa saling menyembuhkan tapi bisa juga saling melukai.
Itulah sekelumit kisah yang tersaji dalam produksi terbaru Starvision, Karuna Pictures, dan Legacy Pictures berjudul The Architecture of Love (TAOL). Menurut penulis, film yang diadaptasi dari novel laris karya Ika Natassa dengan judul yang sama ini terbilang cukup mengejutkan, dalam arti yang positif. Setidaknya ada beberapa hal yang menjadi alasannya.
Pertama, Konteks cerita yang dihadirkan bisa dikatakan on point, begitu juga dengan penggunaan beberapa lokasi yang tidak terlihat dipaksakan sama sekali. Jadi, latar New York bukan sekedar syuting bergengsi di luar negeri semata. Konsistensi cerita dan pendalaman karakternya juga layak diacungi jempol.
Pengenalan dan pendalaman karakter dilakukan secara rinci sejak awal. Sobat nonton dijamin bakal dibuat penasaran di awal film dan secara konstan dibuat menebak-nebak ke mana karakter-karakter ini akan berkembang dan ke arah mana ceritanya akan dibawa.
Kedua, TAOL juga bisa dikatakan berhasil dalam mempertahankan pacing dan plot cerita, tidak terlalu pelan tapi juga tidak terlalu cepat. Formula romance ala-ala Hollywood juga turut dihadirkan, di mana 'misteri' karakter diungkap satu momen per satu per momen sehingga penonton lebih mudah mengerti dan tidak berpikir terlalu banyak di sepanjang film.
Ketiga, menurut penulis, TAOL merupakan film drama romantis Indonesia yang dari segi teknis, karakter, dan cerita dieksekusi dengan sangat baik. Pesan yang ingin disampaikan oleh ceritanya pun kuat berkat plot dan pacing yang konsisten di sepanjang film. Ya, The Architecture of Love jelas merupakan angin segar untuk genrenya.