Review The Garfield Movie: Lebih dari Sekadar Film Animasi
Sebagian besar dari sobat nonton pasti telah mengenal karakter kucing bernama Garfield. Ya, sebelum menjadi tokoh animasi di layar televisi dan film, Garfield merupakan karakter di komik strip surat kabar Amerika Serikat yang menampilkan seekor kucing gemuk dan pemalas dengan selera humor yang kering. Pada masanya, Garfield menjadi komik strip dengan popularitas tertinggi kala itu.
Setelah dibuatkan versi live action pada tahun 2004 silam, kini Garfield kembali dalam bentuk animasi yang diberi judul The Garfield Movie. Sutradaranya pun tak main-main, Mark Dindal, orang di belakang kesuksesan film-film animasi legendaris seperti The Emperor’s New Groove dan Chicken Little.
Kisah dalam The Garfield Movie dimulai ketika Garfield (Chris Pritt) ditinggalkan oleh sang ayah, Vic (Samuel L. Jackson) di sebuah gang gelap. Namun, hal tersebut yang akhirnya mempertemukan Garfield dengan Jon Arbuckle (Nicholas Hoult), yang langsung menjadi majikan Garfield, serta Odie (Harvey Guillen), anjing yang terlihat bodoh tapi tetap dapat diandalkan.
Hingga pada suatu hari, Garfield tiba-tiba diculik oleh Roland (Brett Goldstein) dan Nolan (Bowen Yang), sepasang anjing yang merupakan bawahan dari Jinx (Hannah Waddingham), seekor kucing betina yang mempunyai dendam terhadap Vic dan ingin memancingnya keluar dari persembunyian dengan cara menculik anaknya.
Vic pun terpaksa menerima tawaran Jinx, yakni merampok susu dari sebuah peternakan besar. Garfield pun terpaksa turut serta karena nyawanya juga terancam. Dari situ, dimulailah sebuah petualangan tak terlupakan dari keluarga satwa yang penuh humor ini.
Pada umumnya, film animasi hanyalah seputar si baik melawan si jahat. Agak jarang kita menemukan sebuah film animasi yang mengambil tema heist seperti dalam The Garfield Movie ini. Nah, hal ini bisa menjadi nilai plus atau justru menjadi bumerang bagi film ini.
Pasalnya, konsep heist yang biasanya penuh intrik harus bisa dieksekusi dengan cukup baik. The Garfield Movie juga masih punya pekerjaan rumah lainnya, sebab Mark Dindal, sang sutradara, harus juga mempertahankan sisi menghibur dari sebuah film animasi.
Namun demikian, ternyata penulis pada akhirnya bisa terhibur dengan sajian yang ditawarkan di sini. The Garfield Movie bak paket lengkap: ada adegan yang membuat sedikit berpikir, adegan aksi, dan gelak tawa yang akan membuat riuh seisi studio bioskop.
Cerita padat dan alur yang cepat rupanya menjadi nilai lebih dari film ini. Selipan komedi satir yang ditampilkan juga begitu unik. Tanpa sadar, walau jokes yang dihadirkan berkisar seputar kehidupan hewan, akan tetapi di sisi lain, hal tersebut bisa menjadi refleksi diri kita sendiri.
Tidak hanya sentilan yang sarat makna, komedi ringan pun membuat film ini semakin segar. Bak roller coaster, kita diajak untuk mengikuti aksi keluarga Garfield yang cukup menegangkan, tapi tetap tindakan mereka masih berhasil mengundang tawa. Kredit khusus untuk karakter Odie berhasil menjalankan peran dengan baik tanpa harus mengesampingkan karakter pendukung yang lainnya.
Bagi sobat nonton yang hobi menonton film bertema heist, pasti kalian akan menunggu momen plot twist di dalamnya. Kalau hal tersebut gagal, rasanya semua penilaian baik jadi runtuh seketika. Namun dalam film ini, plot twist-nya hadir dalam level yang berbeda. Karena plot twist tersebut hadir dalam sebuah pertanyaan: sebenarnya siapa yang jahat dan siapa yang baik?
Jadi, bagi sobat nonton yang sedang mencari tontonan pelepas penat bersama keluarga, maka The Garfield Movie bisa menjadi salah satu pilihannya. Karena lebih dari sekadar animasi, film ini juga menyiratkan pesan soal melawan stigma negatif yang sering terjadi di kehidupan.