Loading your location

Review Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel: Sajian Horor dengan Misteri yang bikin Penasaran

By Ekowi26 Desember 2025

Nama sutradara Kimo Stamboel ibarat dokter di ranah film horor Indonesia, karena beberapa waralaba pesakitan telah berhasil ia “sembuhkan”. Ivanna mampu mendongkrak Danur, sedangkan Sandekala membuktikan bahwa Jailangkung masih punya harapan. Di Sewu Dino sendiri, sang dokter berhasil merengkuh prestasi serupa, bahkan bisa dibilang secara lebih ekstrim.

Sewu Dino sebenarnya bukanlah sekuel dari KKN di Desa Penari, tapi ia juga membawa embel-embel "adaptasi utas horor populer buatan SimpleMan". Itulah magnet penarik terbesar bagi penonton awam. Mereka berharap bakal disuguhi parade penampakan yang serupa. Di atas kertas, pendekatan brutal ala Kimo bakal sempurna membungkus Sewu Dino, dan itu berhasil dibuktikannya.

Dan di momen libur Nataru ini, rumah produksi MD Pictures siap merilis Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel, yang tak hanya akan memperluas semesta Sewu Dino, melainkan juga akan mengungkap asal mula praktik gelap yang memicu rangkaian tragedi mengerikan di filmnya.

Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel akan berfokus pada kisah kakak beradik Sabdo (Marthino Lio) dan Intan (Ratu Rafa) yang hidup dalam keterbatasan. Musibah kebakaran yang meluluhlantakkan rumah mereka menjadi awal dari mimpi buruk yang lebih besar. Dalam kondisi terjepit, keduanya dibawa sang paman, Arjo Kuncoro (Tora Sudiro), untuk tinggal di rumah megah milik keluarga Kuncoro.

Namun, kemewahan itu justru menyimpan rahasia kelam. Intan kerap diteror penampakan misterius, sementara Sabdo dipaksa menjalani ritual-ritual aneh yang perlahan merenggut kewarasannya. Dari sinilah terungkap sebuah kepercayaan terlarang, bahwa Sabdo dan Intan adalah dua sosok yang tidak boleh disatukan karena diyakini memiliki kekuatan dahsyat jika bersatu.

Saat menonton film ini, mungkin sobat nonton akan diberikan sebuah kejutan, bahwa film ini adalah sebuah horor slow burn. Tentu warna merah darah masih mewarnai, pun luka-luka khas sang sutradara tetap ditangkap dengan jelas oleh kamera, seolah memastikan penonton tak melewatkan detailnya yang menjijikkan. Tapi, landasan utama dari Janur Ireng: Sewu Dino The Prequel adalah atmosfer.

Kimo Stamboel yang menulis naskahnya bersama Khalid Kashogi bersedia meluangkan waktunya untuk merangkai misteri. Isi kepala keduanya bukan dikuasai pertanyaan "Kapan harus memunculkan hantu?", melainkan "Bagaimana mengikat atensi penonton terhadap cerita?". Setiap teror tidak hanya bertujuan menakut-nakuti, pun memancing pertanyaan, tapi lebih ke mencuatkan rasa penasaran penonton akan kebenaran di balik fenomena mistis yang karakternya hadapi.

Beberapa karakter utamanya juga tampil kompeten dalam menjaga dinamika sewaktu teror absen dari layar. Meski ada kalanya Bahasa Jawa yang mereka ucapkan bakal kurang nyaman di telinga native speaker, tapi keberhasilan mereka menghidupkan suasana melalui interaksi kasual telah membayar lunas kekurangan tadi.

Walaupun, jika boleh jujur, tidak semua momen horornya berjalan mulus. Ketika momen tersebut sukses menghantarkan kengerian atmosferik, Kimo justru beberapa kali kepayahan dalam mengemas sekuen bertempo tinggi yang selalu jadi andalannya. Kadang pilihan shot-nya juga kurang mendukung, pun dengan transisi antar adegan yang dijahit secara kasar sehingga mengganggu aliran intensitas.

But overall, anggaplah nilai minus di atas tadi sebagai risiko eksplorasi dalam proses belajar. Artinya, selain mengobati kualitas waralaba horor, Kimo sadar bahwa sebagai individu, ia juga harus terus berbenah dan berkembang. Tapi untuk kali ini, Kimo Stamboel kembali berhasil memantapkan statusnya sebagai dokter film horor tanah air.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Avatar: Fire and Ash
Agak Laen: Menyala Pantiku!
Modual Nekad
Alas Roban

COMING SOON

Scream 7
Warung Pocong
IKO MINANG
Rumah Sakit Angker Korea