Loading your location

Review Argantara: Lebih Baik dari Novel Wattpad-nya?

By Ekowi29 Desember 2022

Satu lagi kisah romansa SMA hasil adaptasi dari Wattpad diangkat ke layar lebar. Argantara, yang mengadaptasi kisah berjudul sama karya Falistiyana, rupanya berpeluang untuk memvariasikan problematikanya, hanya untuk kembali lagi bermain aman sesuai “tradisi”.

Pernikahan akibat perjodohan di usia 16 tahun antara Syera (Natasha Wilona) dan Argantara (Aliando Syarief) membuat hidup mereka berdua pun menjadi berubah. Argantara dan Syera kini harus tinggal berdua saja dalam satu rumah.

Sikap Argantara dan Syera ternyata bertolak belakang. Argantara jarang berada di rumah dan lebih sering bersama teman-teman geng motornya yang bernama Agberos. Argantara dan Syera juga harus merahasiakan pernikahan mereka di sekolah. Namun kecurigaan muncul karena kedekatan mereka berdua. Ditambah, kini Syera sedang mengandung buah hati pertamanya. Pernikahan mereka pun mulai teruji ketika Arga dihadapkan pada pilihan antara menjaga persaudaraan di Agberos atau menjadi suami yang baik untuk istrinya.

Tidak perlu menonton ribuan film atau membaca setumpuk novel remaja untuk tahu, walau awalnya selalu berkonflik, Argantara dan Syera nantinya tetap akan saling jatuh cinta. Dan bukan cerita Wattpad populer namanya, kalau tidak ada twist berupa keterkaitan-keterkaitan yang didasari kebetulan-kebetulan menggelikan. Ditambah jajaran pemain berparas cantik dan tampan. Bagi sebagian besar target pasarnya, Argantara jelas punya amunisi lengkap untuk membuat mereka berteriak histeris bahkan menangis.

Penonton di luar golongan tersebut mungkin juga bakal menangis. Menangis meratapi mengapa remaja sekarang menggilai kisah semacam ini, yang seolah tidak lengkap jika ceritanya belum berlarut-larut guna memfasilitasi semua jenis penderitaan dan kesialan, yang memancing respon “Ya ampun kasihan banget!” atau “Ya Tuhan, bisa-bisanya....”. Apabila filmnya ditutup sekitar 30 menit lebih cepat, niscaya hasilnya akan jauh lebih baik.

“Berlebihan” adalah kata yang paling pas menggambarkan alur cerita Argantara. Niat baik menyampaikan pesan tentang harga diri wanita harus tenggelam dan berakhir sebagai kalimat-kalimat kosong yang keluar dari mulut karakternya saja. Tapi selaku sutradara, Guntur Soeharjanto memang tidak bisa berbuat banyak. Tuntutan setia terhadap materi adaptasinya demi memuaskan penggemar tak bisa dikesampingkan, meski beberapa kebodohan semestinya bisa diperbaiki.

Di luar itu, sejatinya Argantara bisa bergulir ringan dan apa adanya. Guntur memang merupakan sutradara yang sekilas tidak menonjol karena urung menerapkan gaya-gaya yang unik, tapi ia mampu bercerita dengan cukup rapi, pun jeli membungkus momen dramatis dan menggemaskan supaya tampil natural. Penampilan dua pemain utamanya turut menyokong penuturan romansanya.

Namun, kelancaran bertutur itu sayangnya gagal dipertahankan hingga babak ketiga, ketika semua bergerak terburu-buru, seolah naskahnya kerepotan merangkum isi novel yang masih banyak tersisa dengan sisa durasi tak seberapa. Semuanya serba mendadak.

Mungkin tetap akan keluar pernyataan dari mulut sobat nonton, “Tapi ini kan cuma romansa SMA, wajar dong punya kekurangan-kekurangan di atas”. Iya, hal tersebut memang tidak sepenuhnya keliru. Masalahnya, kita sudah mendengar pemakluman itu selama bertahun-tahun. Lalu, mau sampai kapan kualitas adaptasi Wattpad akan terus seperti ini?

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

The Wild Robot
Amazon Bullseye
Flow
WE LIVE IN TIME

COMING SOON

The Woman in the Yard
Air Mata Mualaf
How to Train Your Dragon (2025)
Penunggu Rumah: Buto Ijo