Loading your location

Review Avatar: The Way of Water: Wajib Nonton di Layar IMAX!

By Ekowi15 Desember 2022

Bukan tanpa alasan mengapa Avatar (2009) dan Titanic (1997) masih bertengger di papan atas box office dunia hingga saat ini. Faktor utamanya tidak lain merupakan peran seorang sutradara bernama James Cameron. Sepak terjangnya mulai diperhitungkan usai menggarap film action legendaris, The Terminator (1984).

Cameron juga dikenal sebagai pembuat film yang tak pernah tergesa-gesa dalam berkarya, terutama membuat sekuel. Yang paling kentara tentunya adalah Avatar, yang baru memiliki angsuran kedua pada tahun ini, tepatnya 13 tahun pasca perilisan seri pertamanya di tahun 2009 silam.

Sekuel tersebut diberi judul Avatar: The Way of Water, yang mengambil tempat beberapa tahun setelah bangsa Na'vi berhasil mengusir bangsa langit alias umat manusia dari Pandora. Di sekuel ini, Jake Sully (Sam Worthington) dan Neytiri (Zoe Saldana) telah resmi menjadi pasangan dan memimpin klan hutan yang dikenal dengan nama Omaticaya.

Di sekuel ini keduanya telah memiliki tiga orang anak yang diberi nama Neteyam (Jamie Flatters), Lo'ak (Britain Dalton) dan Tuk (Trinity Jo-Li Bliss). Jake dan Neytiri juga mengadopsi Kiri (Sigourney Weaver), anak Dr. Grace sang ilmuwan yang berpihak kepada bangsa Na'vi di film Avatar pertama.

Sayangnya, suasana damai tersebut tidak berlangsung lama lantaran umat manusia kembali datang untuk mengambil alih Pandora. Salah satu misi utama mereka adalah menangkap Jake Sully yang dianggap sebagai sosok kunci di balik perlawanan bangsa Na'vi.

Situasi itu menempatkan Jake Sully di posisi yang sulit karena tak hanya harus melindungi bangsa Na'vi, tetapi juga keluarganya. Jake dan keluarganya lantas memutuskan untuk pergi menuju wilayah Metkayina (bangsa karang laut), tempat yang dirasa tepat guna mengasingkan diri dari kejaran bangsa langit. Berhasilkah mereka selamat?

Menurut penulis, layaknya karya-karya Cameron sebelumnya, Avatar: The Way of Water tidak menawarkan hal baru sama sekali, terutama terkait ceritanya. Menariknya, meski terasa standar, dan sedikit mengingatkan kita dengan film-film seperti The Last Samurai, di mana seseorang jatuh cinta dengan dunia barunya dan berjuang melawan kaumnya sendiri untuk mempertahankan apa yang dicintainya. Kisah itu tak lantas menjadi biasa ketika racikan sang sutradara mulai bermain dan bergulir dengan brilian dari menit ke menitnya.

Salah satu hal paling menonjol yang dilakukan Cameron adalah permainan emosi yang terjadi antara Jake Sully dengan istri maupun anak-anaknya. Sajiannya boleh jadi tidak seromantis dan semelankolis drama percintaan kebanyakan, namun itu tetap mampu menjadi nyawa bagi kisah Avatar: The Way of Water.

Meski begitu, menurut penulis, kekuatan utama produksi terbaru 20th Century Studios ini terletak pada suguhan visualnya. James Cameron seperti memberikan standar atau tingkatan baru dalam memadukan computer-generated imagery (CGI) serta performa motion capture (mo-cap) ke layar lebar sehingga terasa amat realistis dan mulus. Wajar kiranya Avatar: The Way of Water hadir 13 tahun demi mencapai level yang lebih tinggi dari angsuran pertamanya.

Tingkatan teknologi baru tersebut berdampak langsung pada kualitas suguhan action sequences-nya. Itu memungkinkan sang sutradara menciptakan koreografi pertarungan serta pertempuran yang mungkin sulit dicapai jika hanya menggunakan pemeran pengganti asli maupun CGI generasi 'lama'. Alhasil, berbagai adegan aksi yang disajikan Cameron tak hanya menjadi seru, tetapi juga dahsyat.

Oleh karenanya, penulis amat menyarankan sobat nonton untuk menonton sekuel ini di layar 3D, IMAX, atau IMAX 3D untuk mendapatkan pengalaman sinematik yang maksimal, dalam arti memanjakan mata dan telinga. Jangan lupa, film ini memiliki menyajikan pemandangan bawah air yang luar biasa!!!

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

The Quintessential Quintuplets Specials 2
Gladiator II
Wanita Ahli Neraka
Negeri Para Ketua

COMING SOON

MaXXXine
Breathe
Rest Area
Orang Ikan