Review The Cursed: Sukses Hadirkan Suasana Mencekam dan Menyeramkan Tanpa Obral Jump Scare dan Penampakan
Pekan ini, bioskop tanah air diramaikan oleh film horor asal Korea berjudul The Cursed. Disutradarai oleh Hong Won-ki, film antologi horor ini akan menyuguhkan lima kisah mencekam tentang orang-orang yang terperangkap dalam obsesi mereka sendiri hingga berakhir tragis.
Kisah pertama dalam The Cursed berfokus pada Mi-yeon (Solar), penulis muda yang datang ke desa berhantu setelah pohon keramat penjaga desa dirusak. Dari sinilah muncul korban-korban dengan bunga yang tumbuh dari tubuh mereka.
Kisah kedua akan menyoroti dua perempuan, Chae-won (Moon Chae Won) dan Eun-seo (Seo Ji-soo), yang terjebak dalam obsesi kecantikan. Kisah kedua ini juga seakan menjadi kritik tajam terhadap standar kecantikan yang kerap menekan wanita modern.
Lalu di kisah ketiga akan menampilkan Hee-jin (Seo Young Hee), seorang ibu yang melakukan ritual di pasar Gwisi demi anaknya, Soo-yeon (Bae Su-min), agar bisa sukses di akademik. Namun, transaksi dengan roh tak pernah gratis dan mereka harus menanggung konsekuensinya.
Kisah keempat akan mengikuti Dong-sik (Yoo Jae Myung), detektif senior yang terobsesi menebus reputasi buruknya. Bersama rekannya, Yoon-geon (Cha Sun-woo), ia terjerat kasus misterius yang ternyata terhubung dengan kisah sebelumnya tadi.
Sedangkan bagian terakhir akan menyorot Eun-jin (Son Juyeon), seorang pelajar internasional yang ingin viral lewat konten horor. Ia dan teman-temannya lalu melakukan ritual "Jendela Rubah" demi mendapatkan views tinggi. Tapi lagi-lagi, kesembronoan mereka justru berujung maut.
Tanpa mengobral banyak jump scare, atau penampilan hantu dalam bentuk menyeramkan, The Cursed rupanya berhasil menawarkan suasana mencekam dan rasa seram bagi penontonnya. Selain sukses dalam membangun suasana horor, pace yang pas juga jadi kelebihan film ini, hingga sobat nonton dijamin tidak akan dibuat bosan.
Namun, di paruh akhir, ada satu rangkaian scene yang terasa cepat, hingga bisa membuat sobat nonton mungkin akan sedikit terasa kewalahan jika tidak memperhatikannya. Jadi, pastikan untuk konsentrasi menyaksikan film ini, terutama di paruh akhirnya.
Hal menarik lain yang menjadi kelebihan The Cursed adalah jalan cerita yang kian meningkat, di mana selalu ada kejutan bagi kita saat merasa konflik telah usai. Ditambah, film ini juga memiliki kemampuan untuk menyertakan hal-hal yang dekat dan relate dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Dalam film horor semacam The Cursed ini, hal di atas tadi mampu membuat teror dan ketakutan yang sampai kepada penonton akan lebih terkesan manusiawi sehingga bisa lebih diterima.
Karena ketakutan lahir dari sesuatu yang dekat dengan kehidupan mereka, sesuatu yang mereka kenali dan bukannya dari sesuatu yang asing atau berasal dari antah berantah.
Bahkan jika ditelisik lebih jauh lagi, Hong Won-ki selaku sutradara sepertinya memanfaatkan kekuatan horor yang biasa ditemui di J-horor untuk memperkaya teror dan ketakutan dalam The Cursed. Hong Won-ki seperti paham betul bahwa ketakutan terbesar manusia adalah saat dihadapkan pada ketidakpastian atau ketidaktahuan. Atmosfer seperti inilah yang ditawarkan dalam film ini bahkan sejak kejanggalan pertama diperkenalkan di menit-menit awal.
Overall, menonton The Cursed sama seperti membaca sebuah novel berkat konsep beberapa chapter yang dihadirkannya. Dan kesan ini sedemikian kuat karena di beberapa bagian, kita seperti terasa ditarik untuk memperhatikan dengan seksama tiap momen yang dihadirkan layaknya kegiatan membaca tadi.