Loading your location

Review I Wanna Dance with Somebody: Sebuah Perayaan Atas Cinta, Mimpi, dan Kemanusiaan

By Ekowi23 Desember 2022

Meski kerap dinilai segmented, film musikal adalah sebuah genre yang tak pernah mati, dan justru terus berinovasi seperti perkembangan musik itu sendiri. Saat sebagian masih ada yang berkutat di bentuk klasik sementara sebagian lagi sepenuhnya up-to-date, inovasi terbaik di antaranya sebenarnya adalah yang bisa mengkombinasikan keduanya.

Itu juga yang dilakukan oleh film La La Land beberapa tahun silam; yang membuatnya menjadi salah satu jawara di ajang academy awards dengan word of mouth yang berkembang pesat dan membuatnya menjadi sebuah musikal klasik di zaman sekarang, yang juga turut mengangkat genre-nya untuk mendobrak segmentasi tipikal tadi.

Setelah itu, di tahun 2018, industri film Hollywood digemparkan oleh sebuah film drama biografi musikal yang mengangkat kisah Freddie Mercury berjudul Bohemian Rhapsody. Film yang dibintangi Rami Malek itu sukses mencuri perhatian pecinta film dunia hingga berhasil menyabet berbagai macam penghargaan tingkat internasional.

Tahun ini, kisah hidup dan perjalanan dari mendiang musisi kenamaan Amerika Serikat, Whitney Houston juga turut diangkat ke layar lebar oleh sutradara Kasi Lemmons yang mengambil judul I Wanna Dance with Somebody.

I Wanna Dance with Somebody berkisah tentang seorang penyanyi bernama Cissy Houston (Tamara Tunie) yang meminta putrinya untuk menggantikan pekerjaannya lantaran mengalami masalah. Suara Cissy hilang karena ada masalah di tenggorokannya. Alhasil, sang putri yaitu Whitney Houston (Naomi Ackie) mau tidak mau harus memaksakan dirinya untuk tampil.

Whitney lantas maju ke atas panggung. Dia lalu menyanyikan tembang yang populer di tahun 1980-an, yakni How Will I Know. Lantunan suara Whitney ternyata cukup merdu. Hal itulah yang lantas membuat Clive Davis (Stanley Tucci) mendekatinya usai manggung. Clive menawari Whitney sebuah kontrak dengan label Arista Records. Ternyata, Clive adalah seorang produser rekaman. Sejak saat itu, Whitney memulai karier menyanyinya. Suara merdunya kian melambungkan namanya sehingga menjadi penyanyi terkenal dan menjalani kehidupan keartisannya yang berliku.

Kasi Lemmons bersama Anthony McCarten yang menulis skrip film ini rupanya secara efektif mampu membawa I Wanna Dance with Somebody ke tujuan utamanya sebagai sebuah biopik musikal, di mana storytelling terpenting justru hadir bukan dari tipis/tebal plotnya, namun lewat penyampaian lirik-lirik musikalnya. Durasi filmnya yang mencapai hingga 2 jam 26 menit jelas menjadi cukup singkat dalam bentukannya sebagai sebuah biopik.

Film ini juga mengalir lancar bersama keajaiban talenta Chanda Dancy yang menggarap soundtrack pop yang luar biasa komunikatif, ear-catchy namun tak kehilangan kemegahannya mengantarkan dan membentuk blend sempurna dari sosok legend bernama Whitney Houston. Chanda juga seakan memberikan sentuhan humanis yang memberi justifikasi jelas soal keseimbangan ambisi dan niat baik Whitney dalam melawan tantangan di zamannya.

Belum lagi soal camera work-nya yang dalam segala aspek sangat terlihat memiliki penguasaan efisien yang tak sampai membuatnya tergerus oleh penataan set, panggung serta lagu-lagunya. Ini semua adalah kekuatan utama mengapa I Wanna Dance with Somebody mampu menjadi sebuah biopik musikal yang berkelas. Benar-benar sebuah pertunjukan musikal yang luar biasa megah, magical, unik sekaligus sangat festive. Membuat sobat nonton tertawa, menangis, menghentakkan kaki dan menyanyi bersama untuk sebuah show yang layak terus dinikmati lagi, lagi dan lagi.

Berbicara soal akting, penampilan Naomi Ackie benar-benar amat memukau. Dia tidak sekadar menjadi Whitney Houston. Naomi menyeruak ke dalam perannya ini dengan keanggunan khusus ciptaannya sendiri. Seperti inilah akting yang sebenar-benarnya akting. Bukan hanya masalah dandanan yang dimirip-miripkan dengan tokoh aslinya saja. Ketika seorang aktor memerankan sebuah karakter, ia haruslah menghidupi jiwa karakter tersebut dengan pendekatan personalnya sendiri. Seperti yang dilakukan Naomi Ackie di sini.

Tapi, apa jadinya seorang aktor tanpa kendali dari seorang sutradara yang berkualitas. Di film ini, Kasi Lemmons tak ragu untuk membahas hal-hal personal, beserta isu-isu sosial yang menyertainya. Tak pernah film ini terasa terlalu mengkultuskan tokoh yang ia ceritakan. Whitney Houston tergambarkan dengan apa adanya. Tidak ada usaha yang "overprotektif" terhadap tokohnya, cerita malahan dengan berani menerjunkan kita ke dalam kepala sang tokoh. Dan ini membuat kita secara natural semakin peduli dan tertarik kepadanya. Para aktor di sini juga tidak sedang menirukan seorang tokoh, melainkan memfantasikan seluk beluk sang tokoh tersebut. Itulah yang membuat film ini terasa benar-benar hidup.

Penampilan akting yang berkharisma dan penuh emosi. Adegan musikal yang menghipnotis. Tak ketinggalan pula gagasan, serta pesan yang berakar pada hubungan antar anggota keluarga. Semua hal tersebut sukses menjadikan I Wanna Dance with Somebody sebagai pengetuk hati sekaligus menyadarkan kita ke tujuan paling dasar mengapa film biopik diciptakan, yakni sebuah perayaan atas cinta, mimpi, dan kemanusiaan.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Challengers
Keluar Main 1994
Fast Charlie
Badarawuhi di Desa Penari

COMING SOON

The Friendship Game
Heartbreak Motel
Monkey Man
Deadpool & Wolverine