Review Thor: Love and Thunder: Kocak, Seru, dan Romantis
Mayoritas sobat nonton tentu sudah menyaksikan Thor: Love and Thunder di bioskop-bioskop kesayangan. Produksi teranyar Disney-Marvel itu pun sekarang tengah menikmati kesuksesan di berbagai tangga box office dunia, tak terkecuali di Indonesia. Film sendiri berkisah tentang petualangan baru Thor (Chris Hemsworth) mencari jati dirinya usai peristiwa di Avengers: Endgame (2019).
Sayangnya, perjalanan anak Odin itu terganggu oleh kemunculan pembunuh para dewa yang dikenal dengan nama Gorr the God Butcher (Christian Bale). Pasalnya, Gorr telah melukai Sif (Jaimie Alexander) dan mengincar para penduduk Asgard yang notabene adalah rakyatnya. Alhasil, Thor bersama Korg (Taika Waititi) langsung turun ke bumi untuk membantu raja Asgard baru, King Valkyrie (Tessa Thompson).
Menariknya, mereka mendapat bantuan dari mantan kekasih Thor, Jane Foster (Natalie Portman), yang tiba-tiba muncul menggunakan Mjolnir. Ya, Jane telah berubah menjadi The Mighty Thor dengan kekuatan yang sama persis dengan bekas pacarnya itu. Keempatnya kemudian bahu-membahu memulai petualangan mendebarkan untuk mengalahkan Gorr yang berniat membunuh semua dewa yang ada.
Menurut penulis, angsuran keempat dari waralaba Thor ini tampil lebih baik dibanding para pendahulunya. Setidaknya ada tiga faktor yang menjadi alasannya. Pertama, Thor: Love and Thunder sukses menghadirkan sosok antagonis terbaik dalam diri Gorr the God Butcher. Ya, di film solonya, Thor akhirnya memiliki musuh yang karakternya sangat kuat, baik itu dari segi kemampuan maupun kecerdikannya.
Pujian layak diberikan kepada Christian Bale yang sukes membawakan Gorr dengan sangat baik. Pelakon Batman di trilogi Christopher Nolan itu memberikan sentuhan berbeda dibanding musuh-musuh Thor sebelumnya. Ia benar-benar menjadi lawan tangguh bagi God of Thunder. Pertarungan yang terjadi antara keduanya dijamin seru dan menghibur, yang terbaik di waralaba.
Kedua, kembalinya Jane Foster memberikan nuansa nostalgia tersendiri untuk film ini. Sobat nonton juga akan diberi tahu apa sebenarnya yang terjadi di antara Thor dan Jane di masa lalu. Dan perubahan dirinya menjadi The Mighty Thor serta berjuang bersama God of Thunder melawan Gorr membuat hubungan mereka jadi lebih romantis. Ironisnya, ada kondisi mengejutkan yang membuat keduanya bakal diuji.
Ketiga, Thor: Love and Thunder memiliki komposisi action, drama, dan komedi yang lebih berimbang dibanding Thor: Ragnarok (2017). Ya, meski tetap menyuguhkan komedi khas Waititi yang nyeleneh nan absurd, film ini tak lupa menyajikan action sequences yang lebih intens dibanding Ragnarok. Bagi penulis, ini adalah obat kekecewaan dengan angsuran sebelumnya itu.