Loading your location

Review Balada Si Roy: Kisah Remaja Pemberani Meraih Mimpi

By Ekowi19 Januari 2023

Rumah Produksi IDN Pictures resmi merilis film berjudul Balada Si Roy. Karya yang dikembangkan dari cerita fiksi populer dari era 80-an karya Gol A Gong ini menjadi proyek visual pertama dari novel populer berjudul sama dari era 80-an tersebut. Kisah yang sangat populer bagi remaja yang tumbuh di era itu, yang hari ini telah menginjak usia dewasa.

Disutradarai oleh Fajar Nugros, Balada Si Roy coba memotret kembali keseruan dunia para remaja masa itu, dengan mengambil latar kota Serang, Banten. Seperti cerita di novelnya, si Roy, tampil dalam mode anak remaja pemberani dengan kemauan yang besar untuk mewujudkan keinginannya.

Sepeninggal ayahnya, Roy (Abidzar Al Ghifari) pindah ke Serang bersama ibunya (Lulu Tobing). Roy berbeda dari laki-laki kebanyakan dan hal itu membuatnya disukai oleh banyak sekali perempuan di sekolahnya. Tapi hanya Ani (Febby Rastanty), gadis manis yang juga dikejar Dullah (Bio One) penguasa sekolah, yang bisa merebut hatinya. Perseteruannya dengan Dullah yang merasa terancam dengan kehadiran Roy, berujung pada kematian Joe, anjing kesayangannya.

Roy memiliki dua sahabat, Andi (Jourdy Pranata) dan Toni (Omara Esteghlal), yang bersekutu dengannya melawan kubu Dullah. Karena suatu musibah, Andi meninggal dunia dan Toni harus pindah ke kota lain untuk berobat. Kembali sendiri tanpa sahabat, Ani menjadi satu-satunya tempat ia berlabuh. Tapi, karena ulah Dullah yang membeberkan aib keluarga Roy, orangtua Ani pun melarang hubungan mereka. Roy yang terpuruk, melarikan diri ke balap liar.

Kelebihan film ini ialah jujur dan berani bertutur apa adanya. Tak jarang, ia menyindir sulitnya berpendapat pada masa orde baru silam. Selain itu, disisipkan pula pengetahuan mengenai budaya serta adat istiadat Banten maupun beberapa tempat lain yang disinggahi oleh Roy. Terlihat pula upaya serius dari tim penulis untuk melakukan survey saat membuat cerita ini.

Sebagian besar kisah Roy dalam film ini (dan novelnya) memang terinspirasi dari pengalaman Gol A Gong, sang penulis sendiri dan terilhami oleh orang-orang yang ditemuinya. Tidak hanya itu, film ini juga mengangkat pula isu kepedulian pada orang berkebutuhan khusus agar mereka tidak rendah diri dan mampu berkontribusi pada masyarakat. 

Namun, film ini tak luput dari beberapa kelemahan. Selain tokoh utamanya yang terlalu moralis, sang sutradara terlampau menonjolkan maskulinitas dan kekuatan otot hingga terkesan seperti image yang digambarkan oleh iklan minuman berenergi. Karakter Roy pun tampak “gado-gado” karena si pembuat film seolah memaksakan diri membuat tokoh yang ideal dengan menggabungkan sifat kepahlawanan koboy, keberanian Tom Sawyer, serta romantisme ala Hollywood.

Dalam beberapa bagian, film ini memang memiliki flow yang enak untuk diikuti. Namun di bagian lainnya, konflik yang ditimbulkan banyak yang terlalu dramatis, bahkan terkesan mengada-ngada. Terlampau banyak bagian yang dipenuhi oleh kegalauan, gombalan atau perkelahian, sehingga sarat plot khas sinetron.

Film ini juga terasa kental akan aroma mengguruinya. Sang penulis dengan leluasa menyisipkan petuahnya yang lebih merupakan semacam komentar terhadap kehidupan Roy. Akan tetapi, kesan menggurui ini mampu diimbangi dengan peceritaan yang mengalir serta karakter Roy yang sangat kuat. Karakter utamanya dibangun dengan perlahan-lahan, sama sekali tidak dipaksa untuk tiba-tiba berubah menjadi baik. Kita seperti bisa mengikuti perjalanan kehidupan Roy hingga akhirnya bisa memahami dan mungkin bersimpati kepada si remaja bandel ini.  

Begitu banyak kalimat quotable dalam buku ini. Tontonlah, niscaya akan ada satu atau dua kalimat inspiratif berisi ajakan positif. Film ini juga akan mengajak sobat nonton untuk menjadi seorang avonturir, traveler, atau istilah Indonesia-nya yakni petualang. Seorang petualang yang memiliki sesuatu tujuan yang lebih megah dalam perjalanannya, tidak semata-mata bertualang untuk melepas penat, tetapi juga untuk menyepi, untuk menepi, untuk melihat dunia, dan merenungkan makna dari kehidupan.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Gladiator II
Puang bos
Venom: The Last Dance
Santet Segoro Pitu

COMING SOON

NOBAR BIRU - PERSIB vs PSIS
Gundik
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
Utusan Iblis: Dia Yang Berada di Antara Kita