Loading your location

Review Flora and Son: Hadirkan Semangat Positif Lewat Musik

By Ekowi29 September 2023

"Can a song save your life?" sepertinya adalah sebuah pertanyaan yang sekaligus merupakan dasar dari film-film garapan sutradara/penulis naskah/komposer John Carney, dan jawabannya adalah "yes". Carney memang punya optimisme tinggi mengenai kekuatan musik, tidak terkecuali dalam film terbarunya yang berjudul Flora and Son ini.

Flora and Son bercerita tentang Flora (Eve Hewson), seorang janda yang memiliki satu anak bernama Max (Orén Kinlan) yang tinggal di Dublin, Irlandia. Karena Max sering terlibat masalah, Flora menghadiahinya sebuah gitar akustik agar Max menemukan hobi baru. Akan tetapi, Max justsru menolak pemberian sang ibundanya tersebut.

Ketika dikonfrontasi oleh sang ayah, Ian (Jack Reynor), yang adalah seorang pemusik yang gagal, Max lalu mencari cara untuk belajar bermain gitar. Setelah mencari berbagai video YouTube, ia menemukan seorang guru gitar online bernama Jeff (Joseph Gordon-Levitt) yang tinggal di California, Amerika.

Tertarik dengan pembawaan Jeff yang menyenangkan, ia mulai belajar gitar. Hingga suatu saat ia menyadari bahwa anaknya memiliki hobi dan berbakat dalam membuat musik dengan laptopnya.

Harus diakui, meskipun memiliki atmosfer penceritaan yang serupa dengan film-filmnya sebelumnya, namun di sini John Carney terlihat memiliki kepercayaan diri dan kematangan pengarahan yang lebih kuat pada Flora and Son. Karakter-karakter yang tersaji dalam film ini dihadirkan dengan karakteristik yang begitu membumi namun kuat sekaligus mudah untuk disukai setiap penonton. Lihat bagaimana Carney mampu merangkai karakter ibu dan anak sebagai dua karakter yang sedang mencoba untuk memperjuangkan diri mereka dengan tanpa kehadiran dramatisasi yang berlebihan.

Tidak hanya dari dua karakter utamanya tadi, namun juga dari karakter-karakter pendukung yang hadir di sepanjang penceritaan film ini. Carney mampu menghindar dari berbagai penceritaan klise yang kemudian membantu jalan penceritaan Flora and Son yang begitu sederhana mampu menjadi terasa nyaman sekaligus hangat untuk diikuti.

Sebagai sebuah film berbau musik, Flora and Son jelas juga terasa jauh lebih matang jika dibandingkan dengan film-film terdahulu milik John Carney. Film ini mampu menghadirkan deretan lagu-lagu pop ringan dengan lirik lagu dan melodi yang tidak akan dengan mudah untuk dilupakan oleh penontonnya. Carney juga berhasil menempatkan setiap lagu dalam rangkaian pengadeganan yang tepat sehingga setiap lagu mampu mendukung sisi emosional dari setiap adegan di mana mereka ditampilkan.

Sejujurnya, adalah cukup sulit untuk menemukan film dengan deretan lagu pengisi film yang mampu terkonsep lebih baik dari film ini dalam beberapa tahun terakhir. Lagu-lagu dalam film ini mampu menjadi jiwa dari penceritaan film sebanding dengan kekuatan setiap dialog yang ditulis Carney untuk keluar dari mulut para karakter dalam jalan cerita Flora and Son.

Dengan tanpa adanya dramatisasi yang berlebihan bagi deretan konflik yang hadir dalam jalan cerita film, Flora and Son mungkin tidaklah terlihat sebagai ajang untuk menyajikan penampilan akting yang kuat bagi para pemerannya. Meskipun begitu, nama-nama aktor dalam film ini tetap mampu menyajikan penampilan akting mereka yang begitu sederhana namun sangat memikat. Chemistry yang terjalin antara sesama pemeran juga tampil meyakinkan.

Musik memang ibarat sihir dalam Flora and Son, karena mampu menyelesaikan segunung persoalan mulai dari sekadar persoalan remeh, hingga persoalan disfungsi keluarga. Musik bukan sekadar escapism atau pelarian sementara, melainkan sebuah obat mujarab. Mungkin terdengar sulit diterima, tapi optimisme penuh harap sesekali memang diperlukan, dan semangat positif milik film ini yang merupakan selebrasi terhadap keagungan musik jelas patut untuk dirayakan.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Wanita Ahli Neraka
Cinta Dalam Ikhlas
Puang bos
Santet Segoro Pitu

COMING SOON

2nd Miracle in Cell No.7
Babygirl
Perayaan Mati Rasa
Rest Area