Review La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka: Drama Keluarga Penuh Intrik yang Menguras Emosi dan Bikin Gregetan
La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka adalah film drama terbaru karya sutradara Hanung Bramantyo yang sebelumnya sukses menggarap film Ipar Adalah Maut. Film ini sendiri diadaptasi dari kisah viral di media sosial karya Elizasifaa, seorang penulis yang juga melahirkan Ipar Adalah Maut.
Kisah dalam film ini akan berpusat pada Alina (Marshanda), seorang istri dan ibu yang tampak memiliki kehidupan rumah tangga harmonis bersama suaminya Reza (Deva Mahendra) serta anak semata wayang mereka. Alina yang bekerja sebagai pebisnis jasa titip lintas negara sering bepergian untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selama ia bekerja, untuk jasa pengasuh anak dipercayakan kepada Asih (Ariel Tatum), seorang asisten rumah tangga yang awalnya terlihat lugu dan setia.
Namun, harmoni itu runtuh ketika Alina menemukan bukti perselingkuhan Reza dengan Asih. Hubungan terlarang yang ternyata telah berlangsung bertahun-tahun hingga membuat Asih hamil. Puncaknya, sang anak justru memilih tinggal bersama Reza dan Asih, serta meninggalkan Alina dalam kesepian dan luka batin yang begitu dalam. Lantas, bagaimanakah nasib Alina selanjutnya?
Secara keseluruhan, alur cerita film ini dijamin akan sukses menguras emosi dan membuat kita semua geregetan. Setiap adegan dikemas dengan detail oleh sutradara Hanung Bramantyo dibantu musik gubahan Andi Rianto yang memaksimalkan intensitas emosi. Dibanding Ipar Adalah Maut, adegan perselingkuhan di film ini terasa lebih “panas” dan akan memancing emosi.
Meski begitu, Hanung masih menyisipkan momen komedi yang segar melalui karakter Mbak Kar (Asri Welas) dan Karyo (Benedictus Siregar) sehingga penonton mendapat jeda tawa di tengah ketegangan. Namun, film ini juga masih memiliki kelemahan. Durasi yang cukup panjang membuat alur menuju klimaks terasa berbelit dan kurang maksimal, sehingga penonton bisa merasa lelah menjelang babak akhir.
Selain itu, beberapa bagian bahkan memunculkan unsur mistis yang dinilai kontroversial dan justru mengurangi kekuatan drama yang sebelumnya sudah dibangun dengan baik. Namun tetap, beberapa kelemahan tadi tak mengurangi kualitas La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka sebagai sajian yang layak ditonton bagi pecinta drama keluarga penuh intrik.
Walau berstatus popcorn movie, film ini menolak untuk bersikap bodoh. Perspektif naskahnya dalam memandang perselingkuhan juga cenderung berimbang. La Tahzan: Cinta, Dosa, Luka coba membuktikan bahwa masih ada ruang bagi peningkatan kualitas di tipikal film seperti ini.