Review Jiu Jitsu: Tetap Mampu Menghibur dalam Segala Kekonyolan yang Ada di Dalamnya
Nicolas Cage, salah satu aktor termuda yang pernah menjadi pemenang Academy Awards, dan dahulu sering dipandang sebagai salah satu aktor paling berbakat di generasinya, sepertinya terus berusaha untuk merendahkan talenta akting yang ia miliki dengan membintangi film-film dengan kualitas yang tidak sebanding dengan bakat yang ia miliki.
Seperti yang ditunjukkannya dalam film Jiu Jitsu kali ini. Film Jiu Jitsu sendiri berkisah tentang aksi pertarungan para ahli Jiu Jitsu menghadapi serangan alien penjajah demi menyelamatkan bumi. Suatu tradisi kuno yang mengharuskan mereka melakukan pertarungan itu setiap enam tahun sekali.
Selama ribuan tahun, para petarung berhasil melindungi Bumi dengan bertarung sesuai aturan. Namun masa depan Bumi terancam ketika seorang petarung Jiu Jitsu terkenal bernama Jake Barnes (Alain Moussi) menolak melawan pemimpin alien penjajah, Brax (Ryan Tarran).
Brax jelas mengincar Jake dan telah menantikannya untuk bertarung dengannya. Dengan dibantu oleh Keung (Tony Jaa), Wylie (Nicolas Cage) dan tim petarung Jiu Jitsu lainnya, mereka bersatu melawan dan mengalahkan Brax demi menyelamatkan umat manusia.
Dengan naskah yang cukup dangkal, Jiu Jitsu memang telah ditakdirkan untuk menjadi sebuah film kelas B. Sutradara Dimitri Logothetis rupanya sadar sekali akan hal tersebut, dan untungnya, membuat Dimitri sama sekali tidak ragu-ragu dalam mengeksploitasi segala hal yang berhubungan dengan film-film sejenis.
Kekerasan, sci-fi, hingga black comedy dimanfaatkan oleh Dimitri untuk menjadikan Jiu Jitsu bekerja dengan maksimal. Dan benar saja, Jiu Jitsu mampu memenuhi seluruh ekspektasi mengenai sebuah film kelas B. Bahkan beberapa kali mampu memberikan sesuatu yang lebih pada penontonnya.
Rasanya, hanya sedikit aktor yang dapat bermain dalam sebuah film berkualitas "rendahan", namun tetap mampu menjadikan perannya tampak sangat memikat. Cage adalah salah satu dari sedikit aktor tersebut. Film-film seperti Bangkok Dangerous, The Sorcerer’s Apprentice, dan Season of the Witch membuktikan hal tersebut. Tak terkecuali dengan film Jiu Jitsu ini.
Jiu Jitsu adalah sebuah film dengan jangkauan kualitas yang mungkin tidak pernah diperkirakan banyak orang akan berhasil diraih oleh film jenis ini sebelumnya. Memang, film ini memiliki kualitas naskah yang sangat dangkal dan dipenuhi dengan berbagai hal murahan yang mampu membuat setiap orang memandang sebelah mata film ini. Namun, sang sutradara ternyata mampu paling tidak untuk mengeksplorasi setiap elemen film ini dengan cukup baik.
Pada akhirnya, Jiu Jitsu tetap akan terlihat sebagai sebuah film kelas B yang konyol, namun Dimitri Logothetis masih memiliki sosok Nicolas Cage yang mampu menjadikan kekonyolan tadi sebagai suatu hal yang akan mampu menghibur setiap penontonnya. Ya, paling tidak jika sobat nonton ingin menonton film seperti Predator versi bujet rendah, film ini dijamin akan memenuhi ekspektasi tersebut.