Loading your location

Review My Precious: Sajikan Kisah Cinta Mempesona dan Cerita Persahabatan Menyentuh

By Ekowi27 Juli 2023

Masih ingatkah sobat nonton dengan film berjudul You Are The Apple Of My Eye? Yaps, film drama romantis Taiwan yang diangkat dari novel karya Giddens, dan dirilis pada tahun 2011 silam ini memang cukup berhasil membuat penontonnya susah move on. Popularitas film ini memang sudah tidak diragukan lagi.

You Are The Apple Of My Eye juga diterima dengan baik oleh para kritikus film dan telah mencetak rekor box office di Taiwan, Hong Kong dan Singapura. Saking populernya, pada tahun 2018, You Are The Apple Of My Eye diremake dan tersedia versi Jepangnya dengan judul yang sama.

Kini, negeri tetangga kita, Thailand, juga tak mau kalah. Lewat rumah produksi GMMTV yang terkenal akan series-seriesnya yang laris manis coba kembali meremake film tersebut dan diberi judul baru, yakni My Precious.

Layaknya film aslinya, My Precious juga akan membawa kita semua kembali ke tahun 1999 untuk mengikuti kisah cinta dua orang remaja SMA yang berusia 16 tahun. Tong (Nanon Korapat) adalah siswa SMA yang sebenarnya cerdas, namun ia malas belajar karena kurangnya motivasi. Ia punya teman-teman dekat yang berkumpul dalam satu geng, yakni Dong (Ohm Pawat Chittsawangdee), Mai (Neo Trai Nimtawat), dan Pao (Euro Thanaset Suriyapornchaikul).

Tong dan kawan-kawannya terkenal sebagai murid yang nakal, suka berbuat ulah, dan usil saat di sekolahnya. Alhasil Tong diminta pindah tempat duduk di depan bangku Lin (Rachanun Mahawan) agar ia bisa belajar. Berbeda dari Tong, Lin adalah siswi paling pintar di kelasnya. Ia selalu mendapat nilai baik dan juara kelas. Tak hanya pintar, Lin juga punya paras yang menawan sehingga banyak anak laki-laki yang menyukainya. Bahkan ada teman Tong yang menaruh hati pada Lin karena parasnya yang menawan dan pintar.

Tong sendiri sebenarnya juga menyukai Lin. Namun ia tak terang-terangan mengakui perasaannya. Sejak Tong duduk di bangku depan bangku Lin, mereka pun semakin dekat dan akrab. Lin banyak membantu Tong belajar dengan membuatkan soal-soal pelajaran dan catatan. Tong dan Lin pun semakin dekat hingga mereka lulus dan mulai masuk ke perguruan tinggi.

Hubungan mereka pun sudah semakin berkembang dari sekadar teman menjadi pacar. Tapi, hubungan cinta Tong dan Lin tidak berjalan lancar saat keduanya mulai berpisah karena berbeda kampus. Level kedewasaan Tong dan Lin yang turut berbeda pun membuat keduanya kerap bertengkar. Apakah mereka bisa mengatasi perbedaan yang ada serta mengalahkan tantangan menjalin hubungan jarak jauh? Atau malah sebaliknya?

My Precious adalah sebuah bukti bahwa film coming-of-age yang mengangkat tema percintaan adalah pilihan terbaik sebagai starter untuk mengenal lebih dalam film dari suatu negara non-english, bukan film horror ataupun action yang sebenarnya sudah sering kita semua saksikan namun tetap tidak berhasil membuat kita mencintai film dari negara tersebut.

Tidak perlu mencoba untuk tampil elegan dan pintar agar dapat mengaduk-aduk emosi penontonnya, mereka hanya perlu tampil jujur, bahkan dengan memasukkan adegan-adegan negatif di luar batas normal, karena tidak dapat dipungkiri justru hal-hal tersebutlah yang memberikan warna terindah ketika sobat nonton berada pada tahap coming-of-age.

Dan hal tersebut yang dimiliki oleh My Precious. Film ini dengan berani tampil jujur lengkap dengan semua hal positif dan negatif yang mungkin pernah sobat nonton temui semasa sekolah dahulu. Berkumpul bersama sahabat-sahabat yang gila, mengagumi wanita yang sama, memberontak pada guru yang menjengkelkan, hingga berkelahi, digambarkan tanpa terasa dibatasi oleh duo sutradara Naphat Jitweerapat dan Kanittha Kwanyu.

Mereka berdua seakan tahu materi yang mereka punya, tahu tujuan utama apa yang ingin mereka sampaikan, dan juga tahu bagaimana cara terbaik untuk menyampaikannya. Semua tampak bebas dengan ruang gerak yang luas, dan itu terlihat dari karakter dalam cerita yang tampak hidup, alur cerita yang mulus tanpa pernah terasa stuck total, dan juga permainan emosi yang terbentuk dengan baik. Dengan semua materi itu, duo sutradara tadi juga tampak sangat percaya diri dalam mengolah tiap bagian, tampak bebas dalam bereksperimen, dan hebatnya sukses menjadikan film ini untuk tampil efektif tanpa terkesan murahan karena penggambaran yang tepat sasaran.

Pada akhirnya, My Precious adalah film yang memuaskan. Memang sebuah paket yang tidak megah, aman dan cukup standar, namun menyaksikan film ini seperti membawa kita semua kembali ke salah satu masa indah itu, berkat tampilan jujur dan bebas yang di sepanjang durasi film. Kisah cintanya mempesona, cerita persahabatannya menyentuh, dan humor yang diberikan juga tepat sasaran.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Red One
AFTERMATH
Wanita Ahli Neraka
WE LIVE IN TIME

COMING SOON

The Lord of the Rings: The War of the Rohirrim
PERNIKAHAN ARWAH
Until Dawn
WHITE BIRD: A WONDER STORY