Review Sleep Call: Hadirkan Realitas yang Dekat dengan Keseharian Orang Indonesia
Setelah sukses dengan Srimulat: Hil yang Mustahal dan Inang, Fajar Nugros siap kembali dengan film terbarunya, yaitu Sleep Call. Namun, Sleep Call memiliki genre yang terbilang sangat berbeda ketimbang sejumlah film garapan Fajar sebelumnya. Sebab, ini merupakan pertama kalinya Fajar menggarap sebuah film yang bergenre thriller.
Sleep Call berkisah tentang Dina (Laura Basuki), seorang wanita yang memiliki banyak kesulitan hidup, salah satunya ialah utang. Dina kemudian mencari pelarian lewat sesi sleep call dengan pria yang ia kenal melalui aplikasi kencan, Rama (Juan Bione Subiantoro). Sleep call sendiri merupakan panggilan malam yang dilakukan sebelum tidur dan memberikan Dina kehangatan melalui percakapan telepon.
Tapi, alih-alih sebagai pelarian dari beban utang, ternyata hidupnya berubah menjadi mimpi buruk. Suatu hari, kematian misterius mulai menghantui Dina dan orang-orang di sekitarnya. Bagaimana Dina akan menghadapi petaka ini? Dan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam hidupnya?
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Sleep Call akan menawarkan sebuah thriller suspense drama yang penuh dengan dialog dan selipan selipan komedi yang dekat dengan keseharian kita semua. Kisah yang dihadirkan pun akan menyoroti kaum menengah dengan segala masalah yang dihadapi. Beragam sindiran dihadirkan di mana-mana, baik itu yang halus, maupun yang "makjleb".
Soal narasinya? Tak perlu harus pernah terjerat pinjol untuk bisa merasakan betapa dekatnya apa yang disajikan di film ini. Karena film ini dengan mudahnya akan memberi pesan "oh yang kaya gitu-gitu emang kejadian di sekitar kita". Sekali lagi, dekat dengan keseharian kita semua.
Sleep Call juga menawarkan banyak shot-shot pinggiran kota Jakarta dengan visual yang amat menarik. Bahkan di beberapa bagian amat terasa vibe cyber punk-nya dengan tone warna yang warna-warni, namun terasa aura gloomy yang mewakili kegetiran hidup sang tokoh utama kita.
Berbicara mengenai akting Laura Basuki yang bermain menjadi karakter utama di sini, ya tentu saja tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Range emosinya dalam memerankan karakter Dina bisa dikatakan di atas rata-rata. Mungkin tidak semua aktris bisa memiliki kualitas akting yang sama dengan Laura Basuki jika diberikan peran yang sejenis.
Namun, yang cukup menarik perhatian justru beberapa karakter pendukungnya. Meskipun screen time yang diberikan kepada mereka tidaklah terlalu banyak, secara dialog maupun porsi cerita, tapi amatlah seru tatkala melihat desain karakter dari karakter teman-teman Dina di kantor Pinjolnya. Terasa "guyub", jika boleh diistilahkan.
Kalau ada satu-dua hal yang menjadi kelemahan film ini, mungkin ada di cara film ini bercerita. Alur penceritaanya agak kurang enak untuk dinikmati di beberapa bagiannya. Ya, sebenernya kita sebagai penonton tahu secara garis besar konfliknya seperti apa. Akan tetapi transisi dari satu adegan ke adegan yang lain masih terasa kurang smooth. Tapi tenang, hal itu hanya terjadi di beberapa bagian saja.
Tapi intinya, Sleep Call berhasil menawarkan sesuatu yang segar dengan genre thriller suspense drama yang ditawarkannya. Belum lagi pesan moral yang ditawarkan film ini, tentang bagaimana kita peduli dengan lingkungan sekitar kita, khususnya teman terdekat kita. Walaupun secara kasat mata, teman terdekat kita tersebut terlihat sedang baik-baik saja.