Loading your location

Review The Animal Kingdom: Film Beranggaran Minim dengan Kualitas Mumpuni

By Ekowi13 Desember 2023

Film dengan tema wabah penyakit telah lama menjadi salah satu genre yang paling menarik dalam dunia perfilman. Dalam beberapa tahun terakhir, ketertarikan terhadap film-film ini semakin meningkat, terutama seiring dengan pengalaman kita dalam menghadapi pandemi global.

Tema-tema seperti penyebaran virus mematikan, perjuangan untuk bertahan hidup, dan upaya heroik untuk mengatasi wabah telah menjadi fokus utama dalam banyak karya sinematik terkini. Salah satu film yang mencoba mengangkat premis di atas ialah The Animal Kingdom, sebuah film asal Perancis yang disutradarai oleh Thomas Cailley.

The Animal Kingdom mengisahkan tentang umat manusia yang diserang wabah aneh yang mengakibatkan sekelompok manusia secara acak dan perlahan bermutasi menjadi hewan. Francois (Romain Duris) bersama puteranya, Emile (Paul Kircher), harus pindah ke wilayah kota kecil setelah istrinya terserang wabah aneh ini.

Dengan suasana baru, sang ayah berharap bisa mengurangi kejadian tak mengenakkan yang mereka alami. Namun siapa sangka tanpa diketahui oleh sang ayah, Emile mengalami perubahan fisik pada tubuhnya yang perlahan menjauhkannya dari sifat-sifat alamiah manusia.

The Animal Kingdom langsung menunjukkan jati dirinya sebagai sebuah film yang tidak mengambil jalan "umum" sedari adegan pembukanya. Pengemasannya tergolong sunyi dengan tempo yang sedang tapi tetap terasa mencekam. Thomas Cailley seolah ingin sebisa mungkin membawa filmnya sebagai sajian yang serealistis mungkin.

Adegan aksi tetaplah ada tapi konsentrasi utamanya adalah bagaimana menuturkan sebuah kisah sci-fi berbalut drama yang kuat. Fokus utamanya adalah memperlihatkan perkembangan yang terjadi secara perlahan. Terasa sunyi dan bertempo agak lambat memang, tapi Cailley sanggup mengemasnya dengan begitu intens.

Thomas Cailley nampaknya juga berhasil membangun eksplorasi dan pembangunan konfliknya dengan cukup baik. Bertahap, tidak tergesa-gesa sehingga sanggup membuat penonton benar-benar memahami motivasi tiap-tiap karakter dan pemicu berbagai macam gesekan konflik yang muncul.

Kembali ke soal dramanya. Mengapa aspek tersebut terasa begitu kuat, selain karena pengemasan yang bagus juga didukung oleh akting hebat para aktornya. Lihatlah ekspresi para karakter “mutan” yang menyimpan dendam kepada manusia. Mereka berhasil menyajikan akting yang emosional tanpa harus didramatisasi secara berlebihan.

Overall, The Animal Kingdom menunjukkan bagaimana memaksimalkan bujet yang tidak begitu besar tanpa harus melupakan kualitas cerita. The Animal Kingdom juga membuktikan bahwa dramatis dapat terasa artistik nan elegan melalui keputusan mempercantik ekspresi perasaan daripada sepenuhnya memamerkan special effect yang minim rasa.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

WE LIVE IN TIME
Bila Esok Ibu Tiada
Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu
Red One

COMING SOON

Hutang Nyawa
Yakin NIkah
Dadu
Tak Kenal Maka Taaruf