Review The Roundup: No Way Out: Suguhkan Ketegangan yang Intens
Selain The Neighbor (2012) yang memberinya piala penghargaan perdana, Train to Busan (2016) yang melambungkan popularitasnya, dan Eternals (2021) yang menandai debutnya di Hollywood, The Outlaws (2017) adalah judul esensial dalam filmografi Don Lee alias Ma Dong-seok. Itulah film tersuksesnya sebagai aktor utama, dengan perolehan lebih dari 6,8 juta penonton di kala itu.
Lima tahun berselang, sekuelnya yang berjudul The Roundup rilis, melibas seluruh rekor pendahulunya. The Roundup saat itu berhasil menembus lebih dari 10,5 juta penonton dalam empat pekan penayangannya di sana.
Kini, hanya setahun berselang, sekuel The Roundup yang berjudul The Roundup: No Way Out pun akhirnya dirilis, masih dengan sutradara yang sama yakni Lee Sang-yong. Template pengisahannya pun masih tak jauh-jauh, tentang Ma Seok-do (Ma Dong-seok) yang kini bergabung ke Tim Investigasi Metro yang dipimpin oleh Jang Tae-Soo (Lee Beom-Soo), setelah tadinya bertugas di Kantor Polisi Geumcheon.
Mereka menyelidiki peredaran obat terlarang Hiper yang sudah memasuki banyak klub malam di Korea. Setelah penemuan mayat salah satu kapten polisi yang ditenggelamkan di dasar laut, Ma Seok-do mulai menyelidiki kasus misterius yang ternyata menuntunnya ke mafia Hongkong, Triad dan juga mafia Jepang, Yakuza.
Salah satu yang mencurigakan adalah saat ia mendapati Joo Sung-Cheol (Lee Joon-Hyuk), yang juga merupakan salah satu inspektur polisi yang bertugas di kota lain, terlibat dalam masalah ini. Masalah berlanjut ketika 20 kilogram Hiper hilang, dan menyebabkan Yakuza mengirimkan seorang fixer kejam (orang yang menyelesaikan semua masalah) bernama Riki (Munetaka Aoki) dan timnya untuk datang ke Korea membereskan masalah ini.
Lantas, mampukah Ma Seok-do membereskan masalah yang kian kompleks yang menyeret polisi dan juga dua mafia sekaligus?
The Roundup: No Way Out masih menghadirkan esensi atmosfer pengisahan yang serupa dengan film pendahulunya, yakni film aksi yang penuh dengan adegan-adegan kekerasan nan brutal namun juga dibalut dengan elemen komedi yang kental. Lee Sang-yong bahkan mampu memberikan takaran garapan aksi sekaligus komedi yang lebih kuat di sini. Hal inilah yang kemudian membuat The Roundup: No Way Out mampu terus tampil memikat terlepas dari kesederhanaan tata penuturannya.
Selain tampil brilian sebagai seorang bintang aksi, naskah cerita The Roundup: No Way Out memang memberikan banyak kesempatan bagi Ma untuk menunjukkan kapabilitas komikalnya. Ia sukses memaksimalkan kehadiran elemen komedi yang begitu menghibur dalam linimasa penceritaan film ini.
Premis tentang aksi kejar mengejar antara polisi dengan kriminal yang menjadi buruan mereka memang digarap kasual, tanpa pretensi maupun tendensi. Banyak bagian cerita film ini juga memiliki kesan dibentuk untuk memanfaatkan dan memamerkan kebolehan aktor utamanya dalam beradegan aksi. Bukan hal yang benar-benar salah mengingat Ma Dong-seok memang memiliki kharisma yang begitu mengikat dalam tiap kehadirannya.
The Roundup: No Way Out sepertinya paham betul akan aset terbesar bintang utamanya, yang kemudian mengeksploitasi hal tersebut (in a satisfying way). Sebagai penegas, tiap kali karakter Ma melempar pukulan, maka kita juga akan disuguhi dengan efek suara yang membuat letusan peluru seperti terdengar ramah di telinga.
Kedigdayaan dan kemampuan aksi dari karakter Ma Seok-do memang membuat tantangan yang dihadapi oleh karakter tersebut menjadi terkesan kecil. Namun garapan penuturan yang efektif dari sang sutradara rupanya tetap mampu menjadikan tiap adegan aksi dalam film ini berhasil hadir dengan intensitas ketegangan yang akan membuat banyak penonton berpegangan erat di kursi mereka.