Loading your location

Review Titanic Versi 4K 3D Remastered: Visualnya Juara!

By Ekowi08 Februari 2023

Bicara soal film, memang tak pernah punya formula khusus untuk menjadi sebuah karya klasik, baik di mata penonton maupun di perolehan box office. Genre apapun punya kesempatan yang sama. Namun, ada satu prasyarat yang bisa membawanya ke pencapaian tersebut, yakni sejauh mana kemampuannya bisa mencuri hati para penonton.

Dan sebagian boleh saja berpendapat bahwa kemenangan Titanic dengan 11 Oscar dari 14 nominasinya di Academy Awards tahun 1998 silam tak layak mengingat dua saingan terberatnya, yaitu film L.A.Confidential dan As Good As It Gets jauh memiliki plot yang lebih serius. Sementara oleh banyak orang, Titanic disebut-sebut hanya menyajikan sempalan genre disaster secara jor-joran di balik lovestory-nya yang terasa cheesy bukan kepalang.

Namun ternyata, Titanic berhasil dengan gemilang mencuri hati kita semua, hingga akhirnya bertengger di urutan teratas film terlaris sepanjang masa kala itu, sebelum ditumbangkan oleh film Avatar, yang konsepnya tak jauh berbeda serta datang dari tangan orang yang sama, James Cameron.

Kini, menyambut perayaan ulang tahun perilisan Titanic yang ke-25, 20th Century Studios secara mengejutkan membawa kembali Titanic ke layar lebar dalam format 4K 3D remastered. Dan saat sebuah karya sudah mencapai level seperti ini, para pencintanya pasti tak akan keberatan untuk datang dan datang lagi menonton produk re-issue-nya untuk sebuah feel yang bernama “nostalgia”.

Sebuah tim eksplorasi yang dipimpin oleh Brock Lovett (Bill Paxton) menelusuri jejak kapal legendaris RMS Titanic yang sudah karam di dasar lautan atas tragedi puluhan tahun yang lalu. Sasarannya adalah The Heart of The Ocean, sebuah kalung permata yang disinyalir masih berada di dalam bangkai kapal tersebut.

Tapi, saat mereka gagal untuk memperolehnya kembali, seorang wanita tua bernama Rose Calvert (Gloria Stuart) yang melihat sebuah penemuan lukisan lewat televisi lalu memaksa cucunya, Lizzy (Suzy Amis) menyusul ke atas kapal eksplorasi itu.

Rose mengaku bahwa dirinyalah yang ada di lukisan wanita telanjang yang tengah mengenakan permata itu, dan sebuah kisah kemudian membawa semuanya kembali ke tragedi Titanic yang karam pada pelayaran perdananya saat menabrak gunung es dahulu kala. Sebuah kisah cinta yang mengawali segalanya, antara seorang putri keturunan bangsawan, Rose DeWitt Bukater (Kate Winslet) dengan bocah oportunis miskin dari Chipewa Falls yang bernama Jack Dawson (Leonardo DiCaprio).

Setidaknya ada tiga hal yang membuat Titanic versi remastered ini harus kalian tonton kembali di layar lebar. Pertama, James Cameron berhasil menciptakan apa yang disebut dengan “groundbreaking technical effects” yang menggambarkan tragedi Titanic dengan begitu sempurna. Dengan teknologi 4K 3D ditambah dengan high frame rate gimmick, sobat nonton dijamin akan melihat film ini sebagai sebuah film yang baru saja dirilis. Bukan film yang telah berusia 25 tahun.

Yes, ini adalah sebuah hasil konversi yang disupervisi langsung oleh James Cameron. Konversi dari format 2D aslinya memang akan berbeda ketimbang film-film sekarang yang memang sudah diarahkan dari berbagai shot serta editingnya untuk menjadi sebuah sajian berformat 3D.

Jadi, ketika sobat nonton melepas kacamata 3D yang sedang dipakai menonton, objek utama yang mendominasi layar seringkali akan terlihat sama tanpa adanya konversi. Namun, hal itu sama sekali tidak mempengaruhi kehebatan film ini dari segi visual.

Hal kedua, yakni sajian love story yang nostalgik. Yap, harus kita akui, mau sehebat apapun James Cameron dalam menciptakan pembaruan teknologi, dasar dari setiap film-film buatannya adalah sebuah love story. Love story-nya memang digelar dengan pendekatan klise paling murahan untuk memikat penonton.

Namun siapa sangka, itulah cara terampuh untuk mencuri hati penontonnya. Dari quote “I am the king of the world!” hingga “You jump, I jump”, serta adegan merentang tangan sambil berpelukan di ujung dek kapal itu, sampai sekarang masih kita lihat berulangkali ditiru serta diparodikan di film-film lain.

Yang terakhir, yakni perihal sensor. Mungkin sobat nonton sudah beberapa kali menonton film ini di stasiun televisi nasional atau di kepingan cakram vcd atau dvd keluaran distributor lokal. Tapi tidak sedikit yang kecewa karena ada beberapa bagian yang harus terkena guntingan sensor. Namun kali ini, kita semua mungkin harus berterimakasih kepada Lembaga Sensor Film. 

Pasalnya, mereka akhirnya meloloskan durasi film ini secara utuh, tanpa adanya potongan sensor sedikitpun serta gambar yang diblur. Jadi, perlu kebijaksanaan lebih dari sobat nonton kala membawa anggota keluarganya untuk menonton film ini ya karena Titanic versi remastered kali ini memiliki rating dewasa 17+.

Pada akhirnya, ada yang menganggap perilisan film ini hanya sekadar aji mumpung. Sementara sebagian penggemar lainnya akan merasakan nostalgia luar biasa. Dan yang belum pernah menikmatinya di layar lebar sudah pasti ingin merasakan pengalaman bersejarah ini.

Dan bagi penulis, tak pernah ada kata percuma untuk mengulang kembali sebuah karya dengan nilai klasik ini, lagi dan lagi. Mau ditambah gimmick atau tidak, mau menghabiskan 3 jam lebih durasinya pun, sebuah mahakarya akan tetap bernama mahakarya. Dan mahakarya tersebut bernama Titanic!

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

AFTERMATH
Kanguva
Tebusan Dosa
WE LIVE IN TIME

COMING SOON

Setan Alas
Guna Guna Istri Muda
Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
Zanna: Whisper of Volcano Isle