Review Transformers: Rise Of The Beasts: Emosional dan Menegangkan!!!
Adalah sebuah pengetahuan umum bagi setiap pecinta film di dunia bahwa Michael Bay adalah seorang sutradara yang sangat handal ketika ia menghantarkan sebuah film yang disertai dengan begitu banyak adegan ledakan yang memerlukan tingkat pengarahan special effect tingkat tinggi.
Namun, sudah merupakan rahasia umum pula bahwa dalam setiap film-film yang diarahkan oleh Bay, tidak seorangpun seharusnya mengharapkan adanya pengembangan karakter yang jelas, kontinuitas jalan cerita yang terjaga maupun aliran emosi yang akan mampu membuat penonton peduli dengan apa yang terjadi pada setiap karakter di film yang mereka tonton. Seperti yang dilakukannya di semua seri film Transformers.
Namun, pameo di atas tadi sepertinya musnah tatkala kita menonton seri film terbaru Transformers yang berjudul Transformers: Rise Of The Beasts ini. Ya, bergantinya kursi penyutradaraan dari Michael Bay kepada Steven Caple Jr. rupanya sedikit banyak berpengaruh kepada hasil akhir filmnya. Terbiasa menangani film bergenre drama, Steven rupanya turut menaruh ciri khasnya di film ini.
Transformers: Rise Of The Beasts berkisah tentang Noah Diaz (Anthony Ramos), seorang mantan ahli teknologi angkatan darat Amerika Serikat (AS) yang selalu ingin melakukan yang terbaik untuk bisa menghidupi keluarganya. Ketika ia frustasi setelah ditolak sebuah pekerjaan yang sudah sangat ia harapkan, Noah bersama seorang temannya berencana mencuri sebuah mobil Porsche.
Namun, rencana pencurian hanyalah tinggal rencana, di mana mobil tersebut malah menjebak Noah dan membawa Noah ke sebuah gudang besar. Di sana, mobil tersebut bertransformasi dan memperkenalkan dirinya kepada Noah sebagai robot alien bernama Mirage.
Di sisi lain, seorang pegawai museum bernama Elena (Dominique Fishback) menyadari adanya keanehan pada salah satu artefak. Ia pun meneliti artefak itu lebih lanjut, dan tiba-tiba, artefak itu memancarkan sebuah sinar yang menembus ke langit.
Melihat sinar itu, Autobots bersama Noah pun datang ke museum tersebut dan para Autobots berencana merebut benda itu yang ternyata bernama Transwarp. Di sisi lain, pancaran sinar Transwarp juga mengundang Terrorcon, sebuah kelompok robot jahat, untuk datang ke bumi dan merebutnya.
Autobots pun kemudian harus bersekutu dengan Maximals, sebuah kelompok robot berbentuk hewan yang juga berasal dari planet lain. Mereka bekerja sama untuk mencegah Transwarp jatuh ke tangan Terrorcon.
Well, benar jika seorang Steven Caple Jr. bukanlah seorang jagoan pembangun tensi layaknya James Cameron atau ahli mengawinkan aksi dengan hati seperti Steven Spielberg. Tapi, dalam film ini, ia benar-benar membuktikan bahwa dirinya diberi talenta yang didukung oleh dua hal yang bernama passion dan kecintaan.
Talenta berupa sajian epic cinema berbasis ledakan "cantik" berhasil disuguhkan di sini. Ia mencoba mengulang istilah yang sudah lekat pada diri Michael Bay (yang disebut Bayhem) dengan sentuhannya sendiri. Ia seperti ingin membuktikan bahwa sajian spektakel yang saking bombastisnya digarap malah akan menjadi terasa dramatis, poin plus yang tidak semua sutradara blockbuster punya.
Pergantian tim penulis skenario dari seri film sebelumnya ternyata juga mampu menambah bobot penceritaan. Masih kita ingat betul di mana seri-seri film Transformers sebelumnya selalu dirusak oleh lelucon menyebalkan, berlebihan nan dipaksakan di waktu yang tak tepat. Namun di film ini, kadar komedi tersebut berhasil ditekan secukupnya. Menyisakan lebih banyak momen-momen penghangat jiwa, seperti saat Noah harus berpisah sementara dengan sang adik untuk melaksanakan misi menyelamatkan planet Bumi.
Banyak mempresentasikan drama tak lantas membuat Steven Caple Jr. melupakan esensi film ini sebagai sebuah film aksi. Tiga puluh menit akhir film ini layaknya surat cinta yang dipersembahkan oleh Steven khusus untuk Michael Bay itu sendiri. Klimaks film ini benar-benar dikreasikan dengan keras, emosional, menegangkan, dan jelas akan mampu membuat setiap penonton menahan napas atau berpegangan erat di kursi duduk mereka.
Pada akhirnya, saat ini kita bisa bernapas lega. Karena ternyata seri film Transformers bukan melulu hanya perihal ledakan di sana-sini, namun ada juga unsur humanis yang berhasil dikedepankan oleh Steven Caple Jr. di sini. So, dengan keberanian memasukkan unsur-unsur baru ke dalam film ini, maka bersiaplah kalian semua dengan ekspansi yang akan dilakukan oleh tim pembuat film Transformers ke depannya!