Film '1 Kakak 7 Ponakan' Siap Tayang pada 23 Januari 2025 di Bioskop Seluruh Indonesia
Film drama keluarga terbaru karya sutradara Yandy Laurens yang dipersembahkan dan diproduksi oleh Mandela Pictures dan Cerita Films, '1 Kakak 7 Ponakan', belum lama inimerilis first feel melalui akun Instagram resmi @1kakak7ponakan.
Sebuah potongan adegan yang menampilkan kebiasaan keluarga Indonesia ketika berpamitan meninggalkan rumah. Moko (Chicco Kurniawan), bersama para keponakannya yang berangkat sekolah, Woko (Fatih Unru), Nina (Freya JKT48), dan Ano (Ahmad Nadif) berpamitan dengan Agnes (Maudy Koesnaedi) dan Atmo (Kiki Narendra), sebagai orangtua mereka.
Potongan adegan yang terasa sederhana, namun begitu hangat dan dekat sebagai pengalaman kolektif keluarga Indonesia. "Dadaaah.." Begitulah ketika kita akan berpamitan dan berpisah dengan orang tercinta dan keluarga. Selain merilis first feel, film '1 Kakak 7 Ponakan' (1K7P) juga mengumumkan tanggal tayang, yakni 23 Januari 2025.
Warganet pun menyambut antusias perilisan first feel dan pengumuman tanggal tayang film '1 Kakak 7 Ponakan'. Banyak yang merasa lega ketika tanggal tayang di bioskop telah diumumkan, menandakan film ini begitu dinantikan.
"Akhirnya ada tanggal. gasabaarrr bgt," komentar akun @oses4rosieee.
"Bnyak bnget ponakannya," kata akun @patern2.0.
"aaaaa heartwarming. can't waittt!!" kata akun @eusticaputri.
Film '1 Kakak 7 Ponakan' diadaptasi dari sinetron karya Arswendo Atmowiloto berjudul sama. Diproduseri oleh Lavesh Samtani dan Suryana Paramita, film ini dibintangi di antaranya oleh Chicco Kurniawan, Amanda Rawles, Freya JKT48, Fatih Unru, Ahmad Nadif, Kawai Labiba, Ringgo Agus Rahman, Niken Anjani, Kiki Narendra, dan Maudy Koesnaedi.
Dipersembahkan dan diproduksi oleh Mandela Pictures dan Cerita Films, '1 Kakak 7 Ponakan' turut didukung oleh Legacy Pictures, Visual Media Studio, Bapak Bobby Mulani, Masih Belajar Pictures, Infia, Volix Pictures, StickEarn, dan Rhaya Flicks.
Penulis dan sutradara '1 Kakak 7 Ponakan', Yandy Laurens, mengatakan bahwa melalui film ini ia ingin menghadirkan kisah keluarga yang organik, tidak dibuat-buat, dan apa adanya.
"Saya percaya, meski seseorang memiliki kehidupan yang terhimpit dari atas dan bawah, yang menjadi nilai adalah bagaimana kita tetap memiliki hubungan keluarga yang organik, apa adanya, bahkan meskipun memiliki dinamika permasalahan seperti ekonomi. Harapannya, film ini menjadi teman diskusi untuk setiap orang yang mengalami kisah seperti Moko. Semoga bisa menjadi bahan pertimbangan batin bagi teman-teman dalam menjalani ini semua," jelas Yandy.