Review Baghead: Film Horor yang Solid dan Efektif
Pada pertengahan tahun lalu, kita semua disuguhi oleh sebuah film horor bertema pemanggilan arwah yang berjudul Talk to Me. Kini, sebuah film horor yang memiliki premis sedikit mirip juga turut hadir di bioskop-bioskop Indonesia. Film tersebut berjudul Baghead. Baghead sendiri diangkat dari sebuah film pendek berjudul sama yang disutradarai oleh Alberto Corredor. Kini, Alberto kembali dipercaya untuk menahkodai film panjang debutnya ini.
Baghead bercerita tentang Iris (Freya Allan) yang baru saja ditinggal wafat ayahnya. Iris lalu mengetahui bahwa dia mewarisi sebuah pub lama yang berusia berabad-abad. Dia lantas melakukan perjalanan ke Berlin untuk mengidentifikasi jenazah ayahnya dan bertemu dengan seorang pengacara untuk membahas warisan tersebut.
Iris tidak mengetahui, jika akta waris tersebut ditandatangani, dia akan menjadi terikat erat dengan entitas gaib bernama Baghead yang selama ini berada di ruang bawah tanah pubnya. Baghead sendiri merupakan makhluk yang bisa berubah bentuk menjadi orang yang sudah mati.
"Pelanggan" pertama Iris adalah Neil (Jeremy Irvine), yang kehilangan istrinya, dan ia memberikan sejumlah uang agar bisa bersama makhluk Baghead tersebut selama dua menit. Iris pun tergoda untuk mengeksploitasi kekuatan makhluk itu dan membantu orang-orang yang putus asa dengan imbalan tertentu. Tapi, Iris segera menyadari bahwa melanggar aturan dua menit dapat menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Konsekuensi apakah itu?
Well, mirip permainan pemanggilan arwah lainnya yang lazim kita lihat dalam film-film horor populer, Baghead memang terkesan "mudah", seolah tanpa effort berarti untuk memanggil para arwah yang gentayangan. Terlepas ini merupakan mitos sungguhan atau tidak, selintas kita semua akan dibuat berpikir dan tertawa geli, apakah para karakter di film ini tidak pernah menonton dan belajar dari film-film horor macam Insidious atau The Conjuring?
Ya, seperti yang sudah diduga, konsekuensi yang dijanjikan premisnya pun akhirnya muncul di layar. Roh jahat yang sudah kita tunggu-tunggu nyatanya memang mampir tanpa disadari oleh karakter-karakter tersebut. Sebaliknya bagi para penonton, hanya bisa menanti proses bagaimana akhirnya mereka dibuat jera dengan segala aksi edannya.
Tidak seperti film horor Hollywood pada umumnya yang membangun mood horor dengan setting dan atmosfir seram dengan segala gaya artistiknya, Baghead terkesan sederhana dan apa adanya. Kita tidak merasakan ancaman dan sisi keseraman pada setting-nya, namun justru pada teror plot-nya.
Tone filmnya akan mengingatkan kita akan film horor berjudul It Follows, di mana para korban akan terus dikejar entitas jahat ke mana pun mereka pergi. Permainan alam nyata dan gaib juga kerap digunakan walau ini tergolong trik usang, namun Baghead menyajikannya dengan baik dan malah terkadang efeknya cukup mengejutkan.
Pada akhirnya, Baghead merupakan sebuah film horor supranatural simpel nan solid dengan pesan yang efektif. Sisi trauma yang menjadi subplotnya memang bukan hal yang baru bagi genrenya. Namun, klimaksnya harus diakui cukup memberi efek kejut dan jera kepada para penontonnya. Ya, Baghead seakan mampu mewakili orang-orang di luar sana yang sering menggampangkan banyak hal dan mengindahkan aturan yang berlaku tanpa mau menerima konsekuensinya.