Review Deadpool & Wolverine: Suguhkan Pengalaman Sinematik yang Menyegarkan dan Menggairahkan
Di tengah-tengah riuhnya film superhero yang menjunjung tinggi kebajikan, karakter Deadpool hadir untuk menawarkan sebuah alternatif yang nyeleneh. Dia menjadi antitesis dari para pahlawan yang tergabung dalam Marvel Cinematic Universe berkat tutur kata dan tindakannya yang tak mengenal kompromi.
Dan kini, sambutlah sajian terbaru dari karakter superhero berkostum ketat berwarna merah pekat ini dalam film berjudul Deadpool & Wolverine. Dalam film ketiganya ini, Wade Wilson (Ryan Reynolds) sedang menjalani kehidupannya yang sunyi sejak rehat menjadi sosok Deadpool. Ia hidup jauh dari identitasnya sebagai mutan, seperti aktif bekerja sebagai penjual mobil.
Namun, ia dibayang-bayangi kegelisahan lantaran merasa belum menjadi orang bermakna selama memakai kostum merah hitamnya. Kegelisahan itu membuatnya sering berandai-andai, terutama untuk bisa kembali menjalin hubungan dengan Vanessa (Morena Baccarin).
Kehidupan normal Wilson tadi tiba-tiba terganjal ketika Time Variance Authority (TVA) menangkapnya. Ia pun dibawa ke markas TVA dan bertemu Mr. Paradox (Matthew Macfadyen). Mr. Paradox bertugas mengawasi garis waktu di Earth-10005 yang merupakan semesta Wilson. Ia lalu menawarkan kesempatan besar bagi Wilson yang ingin menjadi pahlawan super bermakna layaknya The Avengers.
Tawaran itu sempat memberi harapan baru bagi Wilson, tetapi ia lebih tidak rela jika kehilangan orang-orang tersayangnya di semesta Earth-10005. Wade Wilson akhirnya comeback menjadi Deadpool demi sebuah misi lintas semesta yang tak pernah dibayangkan. Misi itu juga turut melibatkan Logan alias Wolverine (Hugh Jackman) yang dengan cukup terpaksa bergabung membantu Deadpool menyelamatkan semestanya.
Ketika film-film bertemakan pahlawan super didominasi oleh film-film dari Marvel Cinematic Universe yang hadir dengan tatanan pengisahan yang begitu family friendly atau film-film pahlawan super dari barisan DC Extended Universe yang tampil dengan warna pengisahan yang cenderung kelam, Deadpool lagi-lagi berhasil mencuri perhatian dengan jalinan cerita yang berani untuk bersikap keluar batas dan melabrak seluruh pola pengisahan pahlawan super modern yang ada.
Dari dialog yang dipenuhi kata-kata sumpah serapah yang kasar, referensi terhadap elemen-elemen pop culture populer, adegan-adegan brutal berdarah yang dipenuhi dengan gambaran potongan-potongan tubuh, hingga elemen paling khas dari presentasi cerita Deadpool yakni kemampuan karakter Wade Wilson/Deadpool untuk menjalin dialog langsung dengan para penontonnya atau dikenal dengan istilah breaking the fourth wall, semuanya hadir kembali di film ini.
Tampilan di atas tadi yang membuat Deadpool & Wolverine lebih terasa sebagai parodi dari film-film bertemakan pahlawan super daripada sebagai sebuah film pahlawan super itu sendiri. Di saat yang bersamaan, keluwesan Shawn Levy selaku sutradara dalam menyajikan Deadpool & Wolverine sebagai sebuah komedi itulah yang memberikan sentuhan kesegaran yang sangat menyenangkan bagi para peminat film ini.
Dalam Deadpool & Wolverine, elemen-elemen komikal yang tadinya hadir sebagai sebuah kejutan, kini menjadi elemen pengisahan yang familiar dalam semesta pengisahan Deadpool. Ryan Reynolds dan beberapa cameo penting di film ini mampu mengolah formula tersebut secara apik dan bahkan meningkatkan dosis dan porsi kehadirannya menjadi lebih maksimal.
Menyenangkan sekali memang, meskipun beberapa guyonan sering terasa dipaksakan atau diulang beberapa kali dan penataan unsur komedi dalam film ini seringkali mendistraksi pengisahan plot cerita yang sedang berjalan. Meskipun begitu, Deadpool & Wolverine tidak lantas melupakan bagian-bagian lain dalam pengisahannya.
Garapan penceritaan yang kini berada di bawah kendali Shawn Levy juga terasa tampil lebih dinamis. Pengalaman Shawn dalam menggarap film-film yang mengandalkan tampilan efek visual yang megah jelas memberikan keuntungan tersendiri bagi film ini dalam mengolah adegan-adegannya. Hal tersebut juga amat terbantu oleh budget produksi film ini yang konon mencapai USD 200 juta.
Pada akhirnya, menonton Deadpool & Wolverine merupakan sebuah pengalaman sinematik yang amat menyegarkan dan menggairahkan. Dan dengan segala tribute dan homage yang bertebaran di sepanjang film ini, maka tak berlebihan rasanya jika menyebut Deadpool sebagai tokoh superhero paling sinematik yang pernah ada.