Review Heartbreak Motel: Drama Romantis Berkualitas dari Angga Dwimas Sasongko

Satu kemenangan di sebuah kontes kecantikan membuka pintu ke industri film di mana Ava (Laura Basuki) akhirnya menemukan hasratnya, yakni berakting.

Terlepas dari kemewahan, ketenaran, dan kesuksesan, kenangan menyakitkan dari masa lalunya yang kesepian mengikutinya hingga saat ini.

Dia merindukan cinta dan persahabatan, lalu datanglah dua orang baru, yaitu Malik (Reza Rahadian) sesama aktor, dan Raga (Chicco Jerikho), yang tidak tahu apa-apa tentang dunia selebritas. Siapakah yang akan mengisi kekosongan di hatinya?

Kisah di atas tersaji dalam karya terbaru sutradara Angga Dwimas Sasongko berjudul Heartbreak Motel. Menurut penulis, produksi Visinema Pictures itu membuktikan bahwa sinema Indonesia masih tetap bisa menghasilkan karya yang kualitasnya selalu meningkat. Dan film ini jelas merupakan peningkatan dalam ranah drama romantis di perfilman tanah air.

Background cerita yang cukup kompleks namun dekat dengan realita kehidupan cukup menjadi perkenalan dan awal yang baik dari Heartbreak Motel. Kemudian disusul dengan alur cerita yang maju-mundur dan menggandeng erat konsep yang unik karena melibatkan dua kepribadian berbeda dari sang karakter utama yang tersusun serta ditampilkan dengan sangat baik dan rapih.

Di sisi lain, menurut penulis, harus diakui bahwa arah film ini awalnya cukup membingungkan. Tapi, setelah diikuti secara perlahan, sobat nonton akan paham dengan jalan ceritanya. Boleh jadi ini merupakan salah satu keunikan cerita yang sengaja dihadirkan sang sutradara yang memang mengajak penontonnya untuk fokus dan masuk ke dalam pemikiran Ava.

Reza Rahadian yang melakoni Reza Malik kembali berhasil menampilkan karakter yang menjengkelkan. Hubungan toksiknya dengan Ava dijamin bakal mengaduk-aduk emosi sobat nonton. Sedangkan Chicco Jerikho sebagai Raga akan membuat sobat nonton tersenyum-senyum lantaran rasa tulus, sabar, dan tenangnya berhasil sampai ke hati dan pikiran penontonnya.

Tapi, Heartbreak Motel tetap masih memiliki beberapa kelemahan, seperti eksplorasi soal trauma dari karakter Ava yang kurang dimaksimalkan dengan filmnya yang berusaha misterius alih-alih mengekplorasi narasi utamanya dan penyelesaiannya yang justru terlalu cepat. Meski begitu, menurut penulis, film ini secara keseluruhan mampu menjadi salah satu karya terbaik dari Angga Dwimas Sasongko yang memuaskan.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!