Review Megalopolis: Tontonan Bergizi Tinggi!

Mungkin banyak di antara sobat nonton yang sudah menonton trilogi The Godfather arahan Francis Ford Coppola. Ya, trilogi tersebut memang dianggap oleh banyak pengamat sebagai trilogi terbaik sepanjang masa. Tak berhenti sampai di situ, Coppola lanjut melahirkan mahakarya lain seperti Apocalypse Now dan Bram Stoker’s Dracula.

Namun, nama Coppola seperti meredup tatkala beberapa film terakhirnya seperti Youth Without Youth, Tetro, dan Twixt kurang mendapat tempat di hati para kritikus dan sinefil di seluruh dunia. Akan tetapi, Coppola seperti tak menggubris hal tersebut dan tetap melahirkan karya epik lainnya seperti Megalopolis yang dirilis pada tahun ini.

Film Megalopolis sendiri berkisah tentang sebuah kota metropolitan mirip Kota New York yang mengalami kehancuran akibat bencana alam dahsyat. Di tengah kekacauan ini, hadir seorang arsitek idealis bernama Cesar Catilina (Adam Driver), yang bertekad untuk membangun kota tersebut menjadi utopia berkelanjutan.

Namun, dia harus menghadapi seorang walikota yang korup, Franklyn Cicero (Giancarlo Esposito), yang lebih mementingkan status quo daripada menggubris ide-ide arsitek yang progresif untuk membangun kembali kota. Di antara mereka, hadir putri sosialita Cicero bernama Julia (Nathalie Emmanuel). Bosan dengan kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya sejak lahir, Julia mencari makna hidupnya.

Film ini juga akan menyoroti dilema Julia yang harus memutuskan antara mengikuti pandangan tradisional ayahnya tentang dunia atau pandangan kekasihnya yang lebih progresif yang ingin mengubah New York menjadi utopia setelah bencana besar mengguncang kota tersebut.

Well, amat sulit rasanya memberi komentar singkat terhadap pencapaian estetik yang telah dicapai oleh film luar biasa ini. Pemain, setting, aspek sinematografi, editing, hingga tata musik yang bisa dikatakan nyaris tanpa cela. Para aktornya, terutama Adam Driver dengan gayanya yang khas bermain sangat impresif sebagai tokoh yang penuh pendirian.

Pada wacana yang lebih luas, film ini juga memberikan pandangan kritis terhadap korupsi politik di seluruh belahan dunia saat ini. Ketidakmampuan sistem hukum dan pemerintahan untuk memberantas kejahatan yang mengakar tersebut merupakan refleksi dari kondisi politik di belahan dunia manapun.

Megalopolis juga seakan ingin menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang dinamika dan konsekuensi dari sesuatu yang bernama kekuasaan. Film ini coba menggambarkan bagaimana kekuasaan dapat mempengaruhi individu dan keluarga, serta bagaimana perjuangan untuk mempertahankan kekuasaan dapat mengubah sifat seseorang.

So, bagian kalian sobat nonton yang sedang mencari tontonan bergizi tinggi, maka Megalopolis tak boleh dilewatkan begitu saja. Karena kapan lagi kita semua disuguhkan oleh sebuah mahakarya yang sekaligus akan membuka mata kita tentang pentingnya integritas dalam dunia politik, etika seorang pemimpin, serta konsekuensi yang harus diambil dari ambisi kekuasaan.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!