Loading your location

Review One True Loves: Drama Komedi yang Manis, Hangat dan Menyentuh

By Ekowi15 Februari 2024

Tidak ada yang lebih sederhana daripada cinta. Menyayangi orang lain. Tambahkan jarak dan waktu, maka cinta akan mendapatkan lawan yang pantas. Seperti yang dihadirkan dalam film One True Loves ini. Ya, film One True Loves seakan menjadi romansa yang segar di tengah film horor yang menjamur di bioskop. Narasinya yang manis, kisahnya yang sederhana, ternyata mampu meninggalkan kesan yang mendalam bagi penontonnya.

One True Loves sendiri bercerita tentang Emma Blair (Phillipa Soo), yang menikah dengan kekasih masa sekolahnya dahulu, Jesse (Luke Bracey). Mereka membangun rumah tangga dan sedapat mungkin mandiri, hidup merantau, terpisah dari keluarga mereka di Massachusetts. Pada ulang tahun pernikahan pertama, Jesse hilang dalam penerbangannya dengan helikopter.

Emma lalu kembali ke Massachusetts, berduka, dan berusaha bangkit kembali, lalu jatuh cinta dengan seorang pria bernama Sam (Simu Liu). Ketika Emma dan Sam bertunangan, Emma begitu bahagia, sampai kemudian Jesse tiba-tiba ditemukan. Jesse ternyata masih hidup, dan berusaha bertahun-tahun untuk kembali. Emma kini harus memilih, suami atau tunangannya. Siapa cinta sejatinya? dan apakah benar ada yang namanya cinta sejati?

One True Loves memang bukan romance biasa, setidaknya menurut penulis. Mungkin juga karena penulis awalnya berekspektasi bahwa film ini merupakan jenis romansa yang syahdu dan mendayu-dayu. Tapi ada pula alasan lainnya, yakni karena tiga tokoh utama yang dihadirkan dalam cerita ini benar-benar likeable. Ada Emma yang tulus hatinya, ada Sam yang setia, dan ada Jesse yang juga baik hatinya.

Antagonis cerita juga bukan sesosok orang, melainkan adalah situasi atau keadaan. Jarang-jarang penulis menemukan film yang 'penjahatnya' murni situasi, karena biasanya hambatan tersebut hadir dari tokoh antagonisnya. Di film ini memang ada tokoh minor yang sedikit menyebalkan, tapi karena terlalu minor perannya, maka hal tersebut tidak begitu berdampak dalam plot.

Untuk setting, banyak mengambil lokasi di Massachussett, seperti di dalam rumah, apartemen, dan bookstore sebagai latar cerita. Namun menurut penulis, fokus utama ‘setting’ dalam film ini ialah terletak di perasaan dan pikiran para tokoh. Sang sutradara, Andy Fickman, coba membangun emosi dari konflik yang ada, yang mana menurut penulis bisa dikatakan berhasil.

Ada hal menarik lainnya yang bisa kita temukan juga di film ini, yakni tentang the Baader-Meinhof phenomenon. Fenomena Baader-Meinhof adalah bias kognitif di mana setelah memperhatikan sesuatu untuk pertama kalinya, ada kecenderungan untuk memperhatikannya lebih sering, membuat seseorang percaya bahwa sesuatu itu memiliki frekuensi yang meningkat. Dan dalam kisah Emma, sejak dia merasakan ketertarikan pada Jesse, dia merasa Jesse seolah ada di mana-mana.

Pada akhirya, One True Loves merupakan gabungan antara manis, hangat, kelabu, sedih, gamang, dan damai. One True Loves bukan tipikal film yang bergejolak dalam hal romantisme dan dramanya, namun lebih tenang, akan tetapi bukan berarti tak ada ‘badai’ di dalamnya.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Tarot
Badarawuhi di Desa Penari
Cash Out
Imaginary

COMING SOON

Kang Mak
Despicable Me 4
Furiosa: A Mad Max Saga
Sakaratul Maut