Loading your location

Review Single in Seoul: Film Komedi Romantis dengan Balutan Sinematografi yang Indah

By Ekowi04 Januari 2024

Film menjadi hiburan yang banyak dicari oleh orang yang memang gemar menonton, terutama genre komedi romantis. Daripada drama atau series yang terdiri dari banyak episode, film komedi romantis tentunya lebih banyak diminati. Pasalnya, penonton hanya butuh waktu beberapa jam untuk menyelesaikannya.

Seperti yang ditawarkan oleh Single in Seoul, sebuah film drama terbaru asal Korea Selatan. Single in Seoul mengisahkan tentang Park Young Ho (Lee Dong Wook) dan Joo Hyun Jin (Im Soo Jung). Keduanya diceritakan menjalani kehidupan lajang yang memiliki kepribadian yang sangat berbeda.

Park Young Ho merupakan seorang dosen sekaligus influencer berpengaruh dan sangat menikmati hidup kesendiriannya sebagai seorang lajang. Sementara itu, Joo Hyun Jin adalah seorang editor terampil dan pemimpin redaksi yang merasa bingung mengenai hidupnya dalam hal percintaan.

Seiring berjalannya waktu, Young Ho menerima tawaran untuk menulis buku yang menceritakan tentang gaya hidup dari sudut pandang dirinya. Sampai pada akhirnya, Young Ho dan Hyun Jin dipertemukan dalam proyek buku yang dibuat oleh Young Ho. Disamping itu, keduanya juga dipertemukan oleh karakter baru dari penulis buku lain yang memiliki kesan misterius.

Lantas, apakah Young Ho dan Hyun Jin berhasil dipertemukan dengan kesan yang baik satu sama lain? Apakah keduanya bisa menyimpan perasaan kepada satu sama lain?

Romcom memang selalu punya tempat di hati banyak penonton, termasuk film ini. Single in Seoul jelas memiliki premis yang sederhana, menarik, namun tetap konsisten diceritakan sepanjang film. Beberapa sub-plot dalam film ini juga berhasil dengan sangat halus, suatu hal yang memang sudah menjadi semacam ciri khas romcom asal negeri gingseng.

Namun begitu, pada beberapa bagiannya, Single in Seoul memiliki narasi yang sayangnya dituturkan agak membosankan tanpa memberi banyak manuver komedi untuk sekadar menyelamatkan chemistry karakternya yang masih terlihat canggung. Tapi paling tidak, hal minor tadi berhasil ditutupi oleh sinematografi pemandangan indah yang banyak disajikan di sini, karena memang sang karakter utamanya memiliki hobi fotografi.

Tapi pada akhirnya, film ini akan memberikan perspektif baru soal keputusan seseorang untuk tetap sendiri tanpa menjalin hubungan asmara dengan lawan jenisnya. Dan film ini juga memberi pertanyaan (sekaligus pernyataan) kepada kita semua, Siapa bilang menjadi jomblo itu sengsara? Apakah dengan memiliki pasangan akan membuat kita bahagia?

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Bila Esok Ibu Tiada
Kraven the Hunter
WE LIVE IN TIME
Wicked

COMING SOON

Panji Tengkorak
Janur Ireng
Samsara
ABOUT FAMILY