Review The Cursed Land: Menegangkan dari Awal sampai Akhir
Salah satu aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu luang adalah menonton film. Jika sobat nonton menginginkan film dengan sensasi menegangkan, film horor dari negara Thailand adalah jawabannya. Nah, salah satu film horor terbaru dari negeri gajah putih tersebut adalah sebuah film berjudul The Cursed Land.
Film The Cursed Land berlatar di awal tahun 2000-an, tatkala Mit (Ananda Everingham) dan putrinya yang masih remaja, May (Jennis Oprasert), harus pindah ke sebuah rumah kumuh di lingkungan pinggiran kota. Mit sendiri merupakan seorang yang skeptis dan tidak mempercayai suatu hal-hal gaib. Ketidakpedulian tersebut membuat diri Mit mengabaikan semua peringatan yang pernah dilontarkan oleh beberapa warga setempat. Mit pun menyingkirkan jimat-jimat yang terpasang di rumah baru mereka berdua.
Saat menggali tanah untuk membangun kuil, sebuah ciri khas di sebagian besar rumah Thailand, tanpa disadari ia melepaskan jin yang mengamuk milik seorang budak yang dipenjara selama berdirinya Bangkok, 200 tahun sebelumnya. Karena kutukan jin tersebut berada di luar jangkauan para biksu setempat, Mit dan May lantas melakukan perjalanan ke Narathiwat, sebuah provinsi di selatan Thailand untuk mencari bantuan seorang dukun. Tanpa diduga, kehadiran mereka berdua justru akan mengungkap banyak rahasia gelap tentang negeri itu.
Bisa dibilang, The Cursed Land berhasil membangun suasana menegangkan sedari awal durasi dengan treatment-treatment khas genre horor. Uniknya, jumpscare bukan jualan utama dari film ini. Horor yang disajikan lebih kepada intensitas ketegangan yang dibangun melalui kontrasnya transisi antar scene yang dibarengi dengan scoring mencekam.
Pergerakan kamera yang mewakili point of view Mit juga memberikan pengalaman yang tak nyaman dan akan membuat kita gelisah saat menontonnya. Entitas jahat di sini juga tak banci tampil. Alih-alih takut dengan penampakan, penonton lebih diberikan rasa cemas dan tegang yang rasanya tak berujung.
Selain dari sisi horor, film ini juga menarik dari segi plot. Kisah drama keluarga Mit dan May cukup menarik perhatian. Interaksi dan perkembangan karakter antara ayah dengan tetangga yang mencurigakan juga sangat intense dan meninggalkan kesan yang cukup dalam. Sehingga pada satu titik, akting Ananda dan Jennis sukses membuat penonton bersimpati pada kedua karakter yang mereka mainkan tersebut.
Sayangnya, film ini masih memiliki kekurangan yang cukup mengganggu. Mulai dari penggunaan praktikal efek di beberapa scene yang terasa tidak natural dan berlebihan, sehingga adegan yang harusnya menegangkan justru malah membuat heran. Serta beberapa scene dari karakter pendukung yang terkesan sia-sia dan kurang memiliki dampak pada filmnya secara keseluruhan.
Tapi tenang saja, jika sobat nonton mencari tontonan yang tak hanya sekadar film horor yang menjual tampang setan, tapi juga menyajikan plot drama keluarga yang cukup dalam, karakterisasi yang kuat, serta memberikan pengalaman menonton horor dengan sensasi penuh ketegangan alih-alih dikejutkan oleh treatment jumpscare yang sudah klise, maka film The Cursed Land adalah sebuah pilihan yang tepat.