Review Trinil: Kembalikan Tubuhku: Film Horor dengan Cerita yang Solid
Karya horor terbaru dari sutradara Hanung Bramantyo, Trinil: Kembalikan Tubuhku, sudah tayang di bioskop seluruh Indonesia. Berkisah tentang sepasang suami istri, Sepulang bulan madu, Rara dan Sutan siap memulai hidup baru. Rara menjalani peran sebagai pewaris tunggal perkebunan teh terluas di Jawa Tengah, sementara Sutan kembali menjadi perawat di rumah sakit.
Rara yakin mereka bisa berbahagia. Keyakinan itu terusik saat Rara mengalami ketindihan. Sutan mendadak resah. Rara meyakinkan Sutan semua akan baik-baik saja dan berdalih tidurnya terusik karena ia keletihan mengurus perkebunan. Demi keselamatan Rara, Sutan meminta bantuan Yusof, teman sekolahnya dulu yang kini dikenal mumpuni menangani beragam kasus mistis.
Awalnya Rara menolak ide Sutan, tapi saat suasana rumah kian mencekam karena teror hantu kepala tanpa badan yang terus datang sambil menyebut "Trinil, balekno gembungku", Rara tak punya pilihan lain. Siapakah hantu kepala tanpa badan? Kenapa ia meminta tubuhnya dikembalikan? Dan siapa sebenarnya sosok Trinil?
Menurut penulis, produksi terbaru Dapur Films Indonesia ini memiliki kisah misteri yang baik. Ya, Hanung Bramantyo selaku sutradara dan sang penulis naskah, Haqi Achmad, mampu mengikat perhatian penontonnya dengan cerita yang bagus, sebuah unsur penting yang mungkin sudah banyak dilupakan oleh film-film horor Indonesia kebanyakan, yang lebih fokus pada teror penampakan dan jumpscare yang membabi buta.
Tapi, bukan berarti Trinil: Kembalikan Tubuhku tidak memiliki teror sama sekali. Justru, menurut penulis, teror yang ditampilkan oleh Hanung dan Haqi di film ini tak hanya dimaksudkan untuk memberi efek kejut dan takut belaka, tapi juga memancing pertanyaan dan rasa penasaran penontonnya terhadap misteri yang disuguhkan di dalamnya. Itulah yang membuat horor berdurasi 101 menit itu tidak membosankan dari awal sampai akhir.
Adapu dari segi akting, pujian layak diberikan kepada tiga pemain utama, Carmela van der Kruk, Rangga Nattra dan Fattah Amin. Menurut penulis, ketiganya tampil cukup solid, terutama dalam menjaga ritme dan intensitas film ini ketika tidak ada adegan penampakan maupun terornya.
Jadi, bagi sobat nonton yang ingin menyaksikan film horor dengan cerita yang solid alias tidak mengandalkan penampakan atau jumpscare semata, Trinil: Kembalikan Tubuhku adalah jawabannya.