Review Yolo: Penuh Inspirasi dan Motivasi
Standar kecantikan pastinya dimiliki oleh setiap tempat di dunia. Dan standar ini pastinya akan berbeda-beda di setiap tempat tersebut. Namun, terkadang standar kecantikan membuat beberapa orang merasakan ketidakadilan. Ya, melalui standar kecantikan tadi, tak jarang seseorang dengan mudah mengalami body shaming bila wajah atau tubuhnya tidak sesuai dengan standar kecantikan yang ada.
Seperti yang digambarkan dalam sebuah film berjudul YOLO, atau You Only Live Once. Film YOLO sendiri berkisah tentang seorang perempuan pengangguran berusia 30-an bernama Le Ying (Jia Ling). Kebetulan, ia masih tinggal bersama kedua orangtuanya. Suatu hari, dia merasa frustrasi dengan perlakuan keluarganya yang memaksanya untuk bekerja.
Sepupunya yang bernama Le Dan (Zhang Xiaofei) lalu memasukkannya ke sebuah acara pencari kerja. Sayangnya, hal itu malah mempermalukannya, karena Le Ying kelebihan berat badan. Setelah itu, dia pergi meninggalkan rumah dan bekerja di sebuah restoran. Le Ying lalu berkenalan dengan Hou Kun (Lei Jiayin), seorang petinju dan pelatih yang kebetulan sedang membutuhkan anggota baru. Le Ying pun mendaftar sebelum kemudian dikecewakan oleh kekasihnya.
Di tengah keputusasaannya itu, Le Ying lantas berjuang untuk menjadi seorang petinju profesional. Walau begitu, dia harus menurunkan berat badannya hingga 50 kilogram. Berhasilkah ia?
Bisa dikatakan, YOLO berhasil memenuhi syarat sebuah sebuah film drama olahraga yang penuh inspirasi dan motivasi. Dari awal hingga setidaknya pertengahan film, ceritanya mengalir dengan begitu menyenangkan. Drama self love-nya juga terasa begitu natural, tidak dibuat overdramatic. Komedinya pun berbaur dengan timing yang pas. Unsur drama keluarga dan romance-nya turut diberi bumbu manis dan pahitnya kehidupan.
Lalu bagaimana dengan babak akhir filmnya? Tentu ini adalah bagian terbaiknya, apalagi di 30 menit akhir filmnya. Penulis tak perlu banyak memberi bocoran tentang apa yang terjadi di paruh akhir filmnya. Intinya, konklusi yang dihadirkan oleh film ini menjadi salah satu konklusi terbaik yang dihadirkan di tahun ini.
Lantas bagaimana dengan unsur “sport”-nya? Tak perlu khawatir. Karena jika sobat nonton menggilai sport movie macam film Rocky, maka YOLO dijamin akan membuat sobat nonton tersenyum lebar. Karena YOLO seperti memasukkan tribute khusus untuk film tersebut lewat scoring yang dihadirkan. Beragam adegan sport di film ini juga benar-benar memberi energi dan seakan membuat penontonnya menjadi semangat untuk berolahraga.
Pada intinya, YOLO merupakan sebuah sport drama comedy movie yang akan membuat perasaan sobat nonton menjadi campur aduk. Kredit setinggi-tingginya untuk Jia Ling selaku aktor utama sekaligus sutradaranya. Karena ia benar-benar melakukan transformasi persis mengikuti karakter Le Ying yang dia perankan, dan menjadikan film ini terasa seperti biopic dirinya sendiri, in her own way, in a very good way!