Review Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian: Menguak Sisi Psikologis dari Seorang Prajurit di Medan Tempur
Penulis seringkali menghindari film-film lokal yang bertema militer. Kecenderungan glorifikasi, ditambah karakter yang terlampau sempurna tentu menjadi penyebab utama. Menengok judulnya, penulis mengira film Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian, Keberanian takkan jauh-jauh dari golongan di atas tadi. Sampai para tokoh di film ini mulai diperkenalkan, penulis merasa cukup lega. Karena mereka rupanya bukan sosok kelewat kaku yang selalu mengucap kata-kata bernada nasionalisme selain “siap Ndan!”, melainkan sebagaimana manusia biasa pada umumnya.
Film Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian sendiri menceritakan tentang Agus (Ajil Ditto) yang tumbuh dalam bayang-bayang sang Ayah, Sersan Kepala Dedi (Wafda Saifan) seorang prajurit yang bertempur dalam Operasi Seroja tahun 1975. Suatu hari, Agus harus kehilangan sang ayah dan hal tersebut membuat ia terinspirasi oleh pengorbanan dan keberanian yang dimiliki oleh sang ayah.
Akhirnya, Agus pun mengambil keputusan yang sangat besar untuk menjadi seorang prajurit. Di tengah menjalankan tugas, Agus dipertemukan dengan Miro (Marthino Lio) pemimpin separatis yang merupakan musuh sang ayah. Sebagai seorang prajurit, Agus harus bergulat hingga berkorban untuk keluarga dan bertanggung jawab melindungi anak buat serta warga sipil yang tidak bersalah. Dari perjalanannya ini, Agus perlahan-lahan mengerti arti keberanian dan pengorbanan yang dimiliki oleh sang ayah.
Tidak salah memang jika ada yang menyebut film ini tidak menawarkan sesuatu yang baru dalam jalinan penceritaannya. Meskipun begitu, dedikasi pengarahan cerita dari duet sutradara Rahabi Mandra dan Arwin Tri Wardhana tetap begitu nyaman untuk diikuti pengisahannya. Mereka berdua berhasil menuturkan perkembangan hubungan antar para karakter di sini dengan seksama, dan berkembang secara perlahan namun pasti, sehingga mampu terasa manis sekaligus getir.
Perhatian sang sutradara pada detil produksi juga layak untuk diapresiasi. Meskipun beberapa potongan gambar masih hadir dalam kualitas gambar yang rendah, namun kemampuan mereka untuk mengisi filmnya dengan beragam sekuen aksi mampu membuat film ini tampil menarik terlepas dari kesederhanaan penyajian kisahnya.
Tim pembuat film ini sendiri cukup beruntung mendapatkan Ajil Ditto yang memang menjadi karakter sentral sekaligus nyawa bagi pengisahan Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian. Ajil Ditto berhasil memberikan kepribadian sekaligus kharisma yang begitu menarik dan menyenangkan bagi karakter Agus yang membuat karakter tersebut menjadi begitu mudah untuk disukai.
Overall, Believe - Takdir, Mimpi, Keberanian masuk ke dalam list film lokal bertema kemiliteran yang patut ditonton. Karena film ini tak hanya sekadar mengagung-agungkan Tentara Nasional Indonesia (TNI), melainkan juga akan menguak sisi psikologis dari seorang prajurit di medan tempur.