Review Hello, Love, Again: Jujur dan Realistis
Bagi sobat nonton yang pernah menonton film asal negara Filipina berjudul Hello, Love, Goodbye, maka bersiaplah, karena film sekuelnya kini telah dirilis di tanah air dengan judul Hello, Love, Again. Film yang disutradarai oleh Cathy Garcia-Sampana ini akan melanjutkan kisah cinta antara Ethan dan Joy yang penuh lika-liku.
Film Hello, Love, Again tentunya akan melanjutkan kisah dalam film terdahulunya, di mana dikisahkan Ethan (Alden Richards) pergi mengunjungi Calgary, Kanada, pada tahun 2020. Tujuan Ethan ke Kanada adalah untuk bertemu kekasihnya, Joy (Kathryn Bernardo), yang bekerja sebagai perawat di sana. Ethan juga membawa misi besar, yakni melamar Joy untuk menjadi istrinya.
Joy lantas menerima lamaran tersebut, dan keduanya tampak siap untuk membangun masa depan bersama. Namun, pandemi COVID-19 mengubah segalanya. Ethan terjebak di Kanada karena aturan karantina. Saat tinggal bersama, hubungan mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari masalah komunikasi hingga tekanan ekonomi akibat pandemi yang membuat usaha Ethan di Hong Kong harus tutup.
Konflik pun memuncak tatkala Joy mengetahui Ethan melakukan pengkhianatan, yang akhirnya membuat pertunangan mereka berakhir. Lalu, bagaimanakah nasib hubungan Joy dan Ethan ke depannya?
Sama seperti film pertamanya, Hello, Love, Again dimulai dengan tempo yang agak lambat tetapi ringan, yang akan menampilkan kisah pasang surut suatu hubungan yang sangat relate dengan kehidupan nyata beberapa orang. Namun, meski lambat, tapi hal tadi bisa dibilang sepadan. Karena ada beberapa adegan manis yang bakalan membuat hati sobat nonton berdebar.
Meskipun klise, tapi jika kalian fokus menonton film ini, maka kalian akan benar-benar mengerti bagaimana realita hubungan yang sebagian orang jalani di luar sana. Penulis menyukai fakta bahwa film ini begitu jujur dan realistis. Bahwa meski suatu hubungan itu sulit, atau terkadang seringkali membutuhkan pengorbanan, tetapi kesabaran dan komitmen akan membuatnya terus bertahan. Namun, hal itu tidak cukup jika hanya satu orang saja yang melakukannya.
Hello, Love, Again coba memaparkan perjalanan panjang tanpa coba melakukan simplifikasi. Seluruh proses akan diperlihatkan, termasuk seluruh usaha yang menyatukan dan seluruh pertengkaran yang memisahkan. Hasilnya, tiap perasaan karakternya mudah dimengerti, dan timbul bukan tanpa alasan.
Naskah dalam film ini juga enggan buru-buru guna memaksa penonton menangis secepat mungkin, melainkan perlahan membangun momen demi momen, yang walau tampil sedikit terlampau panjang ketika beberapa situasi terus bergulir meski tujuan eksistensinya telah dicapai, nantinya akan menghasilkan penebusan sepadan berupa puncak emosi.
Pada akhirnya, Hello, Love, Again merupakan film yang akan mengajak kita mempercayai suratan takdir, dan terus melangkah maju bersamanya, meski di awal terasa menyakitkan dan destruktif. Karena seperti matahari, takdir bakal menenggelamkan hidup kita, meninggalkannya di kegelapan untuk sementara waktu, sebelum terbit kembali sembari memancarkan cahaya yang luar biasa benderang.