Review Wolf Man: Suguhkan Ketegangan Nyaris Tanpa Jeda
Satu lagi film menarik akan menyambangin bioskop di pekan ini. Film yang berjudul Wolf Man ini mungkin mengingatkan kita akan sebuah subyek yang seringkali dikaitkan dengan manusia serigala. Dan memang benar, sesuai judulnya, film bergenre horor ini hadir dengan mengangkat sosok manusia serigala yang sangat menegangkan.
Sejak tema ini diangkat pertama kali ke layar lebar pada tahun 1913 lewat film The Werewolf, puluhan film lainnya sejak saat itu telah dibuat dan banyak di antaranya telah menjadi cult movies yang legendaris hingga kini, sebut saja di antaranya The Howling, dan An American Werewolf in London yang keduanya dirilis pada tahun 1981 silam.
Lantas, bagaimana dengan film Wolf Man ini? Film Wolf Man sendiri berkisah tentang Blake (Christopher Abbott), seorang pria yang mewarisi rumah masa kecilnya di daerah terpencil. Namun, ketika ia mengunjungi rumah tersebut bersama istrinya yang bernama Charlotte (Julia Garner) dan putrinya, Ginger (Mattilda Firth). Mereka harus menghadapi teror dari sesosok manusia serigala (werewolf) yang misterius.
Sayangnya, saat berusaha melindungi keluarganya, Blake justru terkena serangan dan akhirnya turut berubah menjadi manusia setengah serigala. Blake pun mulai mengalami perubahan fisik saat bulan purnama tiba. Transformasi ini nantinya akan menjadi pusat konflik dalam cerita, di mana Blake harus berjuang melawan sisi gelap dirinya sambil berusaha melindungi keluarganya dari ancaman yang semakin mendekat.
Sejumlah inovasi tampak dihadirkan oleh sutradara Leigh Whannel dalam film ini, seperti sosok manusia serigala yang dirancang memiliki ciri unik yang tetap mempertahankan karakteristik seorang manusia. Hal ini menambah kompleksitas emosional, terutama ketika muncul dilema moral untuk “menghabisi” mereka.
Adegan transformasi menjadi manusia serigala juga menjadi salah satu momen yang paling dinanti. Tim efek khusus rupanya berhasil menciptakan transformasi yang menunjukkan detail perubahan dari manusia menjadi serigala, yang menciptakan pengalaman visual menakutkan sekaligus mengesankan.
Ya, proses transformasi tadi bisa dibilang tidak kalah dengan film berbujet besar lainnya, karena gerakannya cukup realistis tatkala dilihat di layar lebar. Paduan practical effect serta CGI-nya juga terlihat jelas, dengan mempertahankan sejumlah detil yang dipakai oleh sosok manusianya. Set-piece adegan aksinya pun juga lumayan terbangun, walaupun secara kuantitas memang tidak terlalu banyak.
Overall, Wolf Man cukup menghibur dengan narasinya yang padat, tidak bertele-tele dan bisa membuat kita semua tegang di sepanjang durasinya. Tak hanya menghibur, Wolf Man juga mengajak penonton untuk merenungkan respons manusia terhadap ancaman yang datang secara tak terduga.