Cukup baiklah.
Meski plotnya terkesan dipaksakan, agak membingungkan terlebih lagi film ini SEPENUHNYA dibuat hanya dari sudut pandang cowok yg semuanya berpusat pada perasaan seorang cowok kepada cewek idamannya,
Film ini sangat cukup dijadikan contoh film romantis yg ideal.
Nb: Film ini seperti ungkapan imajinasi seorang cowok mengenai apa yg diharapnya terjadi dlm hidupnya.
Sebenarnya, Dilan itu memang bagus dari segi cinta ideal dan romantisme.
Tetapi, Film Dilan tidak terlalu memberi sensasi yg berarti.
Ketika film berakhir, aku hanya duduk terdiam di kursi. Menatap layar yg menampilkan nama-nama pemeran, aku kebingungan ternyata sudah selesai. Rasanya terlalu cepat (meski 2 jam!).
Kutipan² romantis dari Dilanpun tidak terasa mengena. Saranku sih, kalo mo nonton film ini, JANGAN NONTON TRAILERNYA!
Mungkin hal itu akan lebih baik.
Rasanya kita harus berhenti memaksa diri untuk tertawa di Bioskop untuk hal yang sebenarnya tidak lucu tapi harus ditertawakan.
Saya duduk di best-view tepat di kursi tengah (saya tidak sendiri). Tapi yg kudapatkan setelah keluar bioskop, aku merasa bingung.
Kalau saja bisa dibandingkan dengan film Iqbal sebelumnya, "Ada Cinta di SMA" (2016) masih lebih membuat tersenyum.
Cukup baiklah.
Meski plotnya terkesan dipaksakan, agak membingungkan terlebih lagi film ini SEPENUHNYA dibuat hanya dari sudut pandang cowok yg semuanya berpusat pada perasaan seorang cowok kepada cewek idamannya,
Film ini sangat cukup dijadikan contoh film romantis yg ideal.
Nb: Film ini seperti ungkapan imajinasi seorang cowok mengenai apa yg diharapnya terjadi dlm hidupnya.
Penuh Inspirasi dan motivasi.
Namun terlalu cepat (meski hampir 2 jam!) dan beberapa bagian musikal membosankan.
Mengapa hanya bintang 3 menurutku?
Sebenarnya, Dilan itu memang bagus dari segi cinta ideal dan romantisme.
Tetapi, Film Dilan tidak terlalu memberi sensasi yg berarti.
Ketika film berakhir, aku hanya duduk terdiam di kursi. Menatap layar yg menampilkan nama-nama pemeran, aku kebingungan ternyata sudah selesai. Rasanya terlalu cepat (meski 2 jam!).
Kutipan² romantis dari Dilanpun tidak terasa mengena. Saranku sih, kalo mo nonton film ini, JANGAN NONTON TRAILERNYA!
Mungkin hal itu akan lebih baik.
Rasanya kita harus berhenti memaksa diri untuk tertawa di Bioskop untuk hal yang sebenarnya tidak lucu tapi harus ditertawakan.
Saya duduk di best-view tepat di kursi tengah (saya tidak sendiri). Tapi yg kudapatkan setelah keluar bioskop, aku merasa bingung.
Kalau saja bisa dibandingkan dengan film Iqbal sebelumnya, "Ada Cinta di SMA" (2016) masih lebih membuat tersenyum.