Loading your location

Review Black Adam: Full Action Package dari Awal Sampai Akhir!

By Ekowi19 Oktober 2022

Berbeda dengan rekan sejawatnya yang telah memiliki bangunan semesta yang mapan, DC Extended Universe (DCEU) masih terlihat meraba-raba mengenai apa yang seharusnya mereka perbuat selanjutnya untuk rangkaian film superhero/supervillain hasil adaptasi komik keluaran DC Comics.

Pun dengan nada penceritaan yang diaplikasikan. Dari mulanya hobi bergelap-gelapan ria, DCEU belakangan mulai merangkul tone yang cenderung ringan selayaknya superhero/supervillain keluaran tetangganya, begitu menyadari bahwa tidak semua film membutuhkan pendekatan realistis cenderung muram bak trilogi The Dark Knight kepunyaan Christopher Nolan.

Kini, DC melepas Black Adam, yang terkenal sebagai musuh bebuyutan Shazam. Bersetting awal di masa lampau, Black Adam (Dwayne 'The Rock' Johnson) diberikan kekuatan oleh para dewa. Sayangnya, sebuah peristiwa menewaskan anaknya dan membuat Black Adam ingin membalaskan dendamnya.

Karena ia memakai kekuatannya dengan sewenang-wenang, maka Black Adam pun harus dipenjara selama 5.000 tahun oleh para dewa. Setelah bebas dari penjara, dirinya kemudian bangkit dengan penuh rasa amarah dan hasrat untuk kembali membalas dendam. Ia kemudian dihalau oleh Justice Society of America.

Justice Society of America sendiri merupakan kelompok superhero modern yang beranggotakan Hawkman (Aldis Hodge), Dr. Fate (Pierce Brosnan), Atom Smasher (Noah Centineo), dan Cyclone (Quintessa Swindell).

Dengan kekuatan yang luar biasa, Black Adam tentu menjadi ancaman besar. Meski memiliki hati yang baik, Black Adam juga dipenuhi rasa sakit hati dan amarah. Oleh karena itu, Black Adam disebut memiliki dua pilihan; pertama, ia dapat menjadi penghancur dan pemusnah seluruh umat manusia. Kedua, ia justru dapat menjadi penolong dan penjaga umat manusia. Jalan mana yang Black Adam pilih? Mengapa ia disebut-sebut sebagai anti-hero bagi Shazam?

Di bawah penanganan Jaume Collet-Serra yang filmografinya mencakup film-film laga, Black Adam berhasil tampil sebagai film superhero yang diharapkan oleh sebagian besar khalayak ramai. Durasinya yang merentang panjang memang agak intimidatif. Acapkali film kelewat berlarut-larut dalam bertutur. Tapi percayalah, ada banyak sekali kesenangan yang bisa sobat nonton dapatkan di sepanjang durasi Black Adam.

Sebut saja apa yang sobat nonton antisipasi: rentetan laga yang meriah? Ada. Humor ringan yang mengundang tawa? Ada. Visual yang membuat mata terbelalak? Jelas ada. Guliran penceritaan sarat intrik yang mengikat? Hmmm… masih kurang memadai memang, tapi masih layak untuk disantap. Dan aksi si pahlawan yang menginspirasi? Tentunya!

Kepiawaian sang sutradara dalam membesut gelaran laga dalam skala raksasa tidak perlu dipertanyakan lagi. Berkat tangan dinginnya, Black Adam bolehlah berdiri tegak sebagai salah satu seri terbaik dalam rangkaian film di DCEU. 

Tunggu sebentar. Salah satu seri terbaik dalam DCEU? Well, ini memang tergantung preferensi masing-masing orang. Tapi secara personal, penulis benar-benar menikmati hidangan yang ditawarkan oleh Black Adam yang level excitement-nya terhitung tinggi. Sebagian penonton mungkin akan merasa ini membawa rasa lelah, terutama bagi mereka yang mengharap adanya momen tenang demi mengisi otak dengan obrolan pengusik pikiran.

Tapi jika sobat nonton tidak keberatan untuk menyaksikan rentetan laga yang sambung menyambung nyaris tanpa henti, maka bergembiralah. Sedikit tertatih di bagian prolog filmnya, tapi Jaume Collet-Serra mampu membayar lunas setelahnya. Walau harus diakui, Black Adam pun masih tertular sindrom “antagonis yang lemah” (ya karena apa mau dikata, ini adalah filmnya The Rock!!!).

Yap, Jaume Collet-Serra jelas tahu bagaimana caranya mengatur aksi laga. Lebih dari itu, dia juga tahu bahwa narasi membutuhkan hati sehingga film tak sebatas berakhir sebagai parade pamer visual yang hampa. Jaume Collet-Serra boleh dibilang sukses mengolah Black Adam menjadi sebuah pertunjukan hiburan yang terasa benar-benar lepas, menyenangkan, dan sama sekali tidak terasa dipaksakan.

Bukan lantas berarti Black Adam meninggalkan sepenuhnya jejak film-film pendahulunya. Nuansa kelam dalam pengisahan perseteruan antar karakter, konflik-konflik yang mereka hadapi, hingga pendalaman yang dilakukan pada beberapa karakter masih membentuk benang merah akan kemuraman yang selalu terpancar pada setiap cerita dalam seri DC Extended Universe.

Pada akhirnya, bentuk kepahlawanan teragung Black Adam bukanlah ketika menghancurkan musuhnya, melainkan karena menggiring DCEU menuju cahaya harapan yang sebelumnya telah dibukakan oleh Wonder Woman, Aquaman, Shazam, dan juga The Suicide Squad.

Dan yang pasti, jangan tergesa untuk beranjak dari kursi penonton hingga post credit scene bergulir ya! Karena boleh dibilang, kejutan terbesar dari film ini terletak di sana! Bagi sobat yang mau nonton, jangan lupa cek jadwal tayang Black Adam di sini. Happy watching.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Challengers
Kung Fu Panda 4
Glenn Fredly: The Movie
TOTTO-CHAN: THE LITTLE GIRL AT THE WINDOW

COMING SOON

Mbutik
Catatan Harian Menantu Sinting
Sekawan Limo
Romeo Ingkar Janji