Review Kalian Pantas Mati: Ketika Kemampuan Unik Tak Selalu Menyenangkan
Memiliki kemampuan yang unik, ternyata tak serta merta memberikan keuntungan bagi pemiliknya. Inilah yang dialami oleh Rakka (Emir Mahira), pemuda yang bisa berkomunikasi dengan roh orang yang telah meninggal. Alih-alih mendapat pujian, ia justru menjadi sangat terbebani dan dibully di sekolahnya.
Alhasil, Rakka akhirnya memutuskan pindah ke kampung halamannya. Ironisnya, di sekolah barunya, ia harus berhadapan dengan sosok arwah jahat yang menebar teror. Dan di saat yang bersamaan, dirinya bertekad membantu sosok hantu cantik bernama Dini (Zee JKT48) untuk mengembalikan ingatannya.
Itulah kisah yang tersaji dalam produksi terbaru Paragon Pictures, Kalian Pantas Mati. Menurut penulis, film horor yang diadaptasi dari layar lebar Korea Selatan arahan sutradara Oh In-chul berjudul Mourning Grave (2014) ini terbilang cukup unik dan layak untuk ditonton. Setidaknya ada tiga alasannya.
Pertama, untuk ukuran film horor, Kalian Pantas Mati tidak menyuguhkan banyak adegan jumpscare yang intens alias tidak begitu seram. Unsur gore-lah yang justru lebih mendominasi film yang disutradarai Ginanti S.Rona ini. Sentuhan sadis khas Ginanti begitu kental, seperti karya-karyanya sebelumnya.
Kedua, chemistry antara Emir dan Zee menjadi daya tarik utama film ini. Keduanya tampil begitu natural dan hangat. Tanpa mereka, 'feel' drama romantis Kalian Pantas Mati boleh jadi akan sangat jauh berbeda. Khusus untuk Zee, sebagai debut di layar lebar, lakonnya sebagai Dini layak diacungi jempol.
Ketiga, momen ketika Rakka mengalami bullying, disajikan dengan sangat baik. Sobat nonton dijamin bakal merasakan sekali tidak nyamannya menjadi Rakka. Terlebih hal tersebut didukung oleh akting Emir yang begitu meyakinkan. Aktor berusia 25 tahun itu mampu mengajak penonton untuk berempati dengan karakternya.
Tapi, terlepas dari tiga keunggulan di atas, menurut penulis, harus diakui bahwa Kalian Pantas Mati tetap memiliki sejumlah kekurangan yang cukup signifikan. Salah satu yang paling terasa adalah beberapa adegan yang terasa kurang masuk akal. Ada juga penggunaan visual efek yang kurang maksimal.