Review Pengabdi Setan 2: Communion: Penuh Jumpscare Menegangkan!
Teror Ibu (Ayu Laksmi) ternyata belum usai. Setelah peristiwa mengerikan yang terjadi di rumah mereka, Bapak (Bront Palarae), Rini (Tara Basro), Toni (Endy Arfian), dan Bondi (Nasar Anuz) memutuskan pindah ke rumah susun di daerah Jakarta Utara untuk memulai hidup baru. Sang ayah yakin bahwa tinggal di sana lebih aman jika terjadi sesuatu karena ada banyak orang.
Ironisnya, alih-alih mendapat ketentraman hidup, Rini dan adik-adiknya justru menemukan fakta bahwa rumah susun itu memiliki keterkaitan erat dengan apa yang menimpa Ibu dan adik bungsu mereka, Ian (Muhammad Adhiyat). Ya, keempatnya sama sekali tidak aman. Di suatu malam, keluarga ini harus kembali berjibaku dengan teror yang selama ini mereka coba hindari.
Kisah di atas tersaji dalam karya terbaru sutradara Joko Anwar berjudul Pengabdi Setan 2: Communion. Menurut penulis, jika dibandingkan dengan angsuran pertama, sekuel ini memiliki plus minus di beberapa bagian. Sobat nonton tentu bisa berbeda pendapat dengan penulis. Tapi, kekurangan paling menonjol adalah soal ceritanya.
Ya, Pengabdi Setan 2: Communion terkesan sedikit abai untuk membangun cerita yang kuat seperti pendahulunya. Meski mencoba menguak soal latar belakang mengapa Ibu bersekutu dengan iblis, namun masih terasa seperti kurang maksimal atau setengah-setengah. Alhasil, alih-alih memberi kejelasan, sekuel ini justru semakin menambah banyak pertanyaan.
Tapi, hal tersebut tidak serta merta membuat sekuel ini menjadi buruk. Menurut penulis, Pengabdi Setan 2: Communion tetap memiliki daya tarik yang layak untuk ditonton. Setidaknya ada tiga faktor yang menjadi alasannya. Pertama, sebagai film horor, produksi terbaru Rapi Films itu sukses memberikan sensasi ketakutan dan ketegangan yang maksimal dari awal sampai akhir.
Suguhan utamanya adalah parade jumpscare yang ditampilkan secara intens, bahkan nyaris tanpa jeda. Sejak film dimulai, sobat nonton dijamin bakal senantiasa tidak nyaman dibuatnya. Baik itu melalui penampakan-penampakan makhluk halus (terutama pocong), maupun lewat atmosfer seram di setiap adegan yang terjadi di rumah susun.
Kedua, pemilihan rumah susun sebagai lokasi utama konflik layak diacungi jempol. Bangunan yang konon sudah terbengkalai selama kurang lebih 15 tahun itu berhasil menciptakan atmosfer horor yang natural untuk film ini. Dan pujian juga layak diberikan kepada sang sutradara yang sukses memaksimalkan setiap sudut ruangannya dengan sangat baik.
Ketiga, terkuaknya sekte rahasia dan pekerjaan asli Bapak juga menjadi daya tarik tersendiri untuk Pengabdi Setan 2: Communion. Setidaknya, meski tak terlalu detil, sobat nonton akan tahun apa yang sebenarnya terjadi dan dilakukan orangtua Rini di masa lalu, yang membuat malapetaka setelahnya.
Jadi, bagi sobat yang butuh tontonan yang menyuguhkan sensasi ketegangan dan ketakutan yang maksimal, film ini amat sangat direkomendasikan. Bagi yang belum nonton, bisa cek jadwal tayang Pengabdi Setan 2: Communion di sini ya! Happy watching.