Loading your location

Review Ticket to Paradise: Perjuangan Cinta di Pulau Dewata

By Ekowi30 September 2022

Drama percintaan dewasa dan drama rumah tangga memang merupakan komoditas populer (dalam sebuah film) sejak dahulu kala. Genre tersebut juga mampu menjadi studi kasus yang aktual mengenai problem-problem rumah tangga dan percintaan di sekitar kita. Sebagian orang bisa jadi menerjemahkannya sebagai hal kecil, tapi pada kenyataannya sangat manusiawi untuk membicarakan persoalan ego-ego manusia di dalam sebuah hubungan percintaan.

Kini giliran Ol Parker, sang kreator Mamma Mia! Here We Go Again, yang mencoba mengangkat isu konflik di atas dalam film bertajuk Ticket to Paradise. Ticket to Paradise coba menyoroti kisah mantan pasangan suami istri bernama David (George Clooney) dan Georgia (Julia Roberts). Mereka memiliki seorang putri yang bernama Lily (Kaitlyn Dever).

Suatu hari, David dan Georgia menyusul putrinya yang sedang berada di Bali. Lily diketahui jatuh hati kepada pria tampan asli Bali bernama Gede (Maxime Bouttier). Keduanya telah menjalin asmara dan bahkan akan melanjutkan ke jenjang pernikahan.

Sayangnya, David dan Georgia tak merestui hubungan Lily dengan Gede. Mereka pun berencana menggagalkan pernikahan dua sejoli itu. Bukan tanpa alasan, David dan Georgia rupanya menyimpan trauma atas kegagalan pernikahan mereka di masa lalu. Mereka tidak ingin putri semata wayangnya mengalami hal yang sama di masa depan. Selain itu, Lily dan Gede juga belum terlalu lama saling mengenal.

Di sepanjang perjalanan menuju Bali, David dan Georgia terlibat dalam perdebatan yang sengit. Namun, akhirnya mereka memutuskan untuk berbaikan demi rencana awal mereka yakni menggagalkan pernikahan putrinya.

Pertanyaannya sekarang, apa yang sebenarnya paling dibutuhkan dalam sebuah drama romansa? Chemistry! Apapun terjemahan kata Indonesia yang dipilih, pada dasarnya chemistry adalah sesuatu yang menggambarkan kedekatan tautan yang membentuk reaksi kimiawi antara dua molekul, dalam konteks ini, dua karakter manusia dalam sebuah hubungan.

Dan Ol Parker, sang sutradara yang juga berperan sebagai penulis cerita filmnya, memang berhasil menangkap esensi premis yang dibangunnya, meski berputar di konflik yang sekilas terlihat simpel namun punya kedekatan representasi ke banyak orang. Tapi apa gunanya naskah yang menarik tanpa ditunjang oleh akting yang believable dari jajaran aktor-aktrisnya. Dan di sinilah Julia Robert dan George Clooney berhasil mengambil peranan tersebut.

Bersama Julia, George benar-benar menyatu, hidup dengan gestur, ekspresi bahkan intonasi pengucapan dialog saling mengisi di atas penataan akting yang luar biasa. Ya, di atas kertas, ini adalah tipikal film yang mampu dilahap dengan mudah oleh mereka berdua. Ditambah pula dengan kekuatan dialog, berikut petikan-petikan quotes mengenai hubungan rumah tangga yang terasa “nyesss…” untuk didengar dan diresapi.

Dan bagusnya, Ol Parker berada dalam jalur yang pas untuk tak terus memacu konfliknya secara berlebih, tetapi sesekali menghadirkan belokan-belokan yang meneduhkan bak sebuah wahana rasa di mana kita bisa merasa gemas, terharu hingga trenyuh, pun lonjakan komikal dari beberapa pemeran pendukungnya. Kita sebagai penonton Indonesia akan sangat relate dengan beragam unsur komikal yang dihadirkan film ini.

Kekuatan lain dari Ticket to Paradise juga datang dari aspek teknikal yang sedikit banyak mampu menutupi trik memalsukan lokasi syuting. Ya, ini film yang mengambil setting lokasi di Bali namun keseluruhan proses syutingnya mengambil tempat di Australia. Meski begitu, percayalah, nuansa Indonesia yang ditawarkan di layar akan tetap kental terasa.

Pada akhirnya, Ticket to Paradise bukan saja berhasil memanfaatkan materi romansa dewasanya dengan maksimal. Namun di atas semuanya, dengan eskalasi romansa yang terbangun sebaik ini, kisah dalam film ini memang bisa menggugah rasa buat kita sebagai penontonnya untuk benar-benar masuk dan memberikan hati dan keberpihakan kita untuk hubungan David dan Georgia serta Lily dan Gede.

Ticket to Paradise juga bisa menjadi pengingat sederhana namun luar biasa manisnya untuk semua hati di luar sana yang menolak menyerah dalam memperjuangkan perasaannya, agar terus belajar dan selalu bisa memaafkan serta kembali ke awal untuk memaknai ulang sebuah rasa tulus yang bernama cinta.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

Keluar Main 1994
Dua Hati Biru
aespa: WORLD TOUR in cinemas
Badarawuhi di Desa Penari

COMING SOON

PENGANTIN IBLIS
Arcadian
Mbutik
Almarhum