Review Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves
Sebagian dari sobat nonton yang menyukai game konsol pasti mengetahui sebuah permainan yang berjudul Dungeons & Dragons atau yang lebih dikenal dengan sebutan D&D. Saking terkenalnya, kini game tersebut telah mendapatkan kesempatan untuk diadaptasi menjadi sebuah film yang berjudul Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves.
Di Indonesia, mungkin D&D hanya dinikmati oleh segelintir komunitas atau penikmat cosplay. Namun di Amerika, D&D merupakan game paling terkenal dan terlaris, dengan lebih dari US$1 miliar telah diraup melalui penjualan konsol serta aksesoris-aksesorisnya.
Film Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves sendiri bercerita tentang sekelompok pencuri yang dipimpin oleh Edgin (Chris Pine), yang merupakan mantan Harper (sejenis ksatria). Edgin, Holga (Michelle Rodriguez), serta rekannya yang lain yakni Forge (Hugh Grant) menjadi kelompok pencuri yang hidup bagaikan keluarga.
Namun semuanya berubah setelah Forge berkhianat dan bekerja sama dengan Sofina (Daisy Head), yang ternyata merupakan seorang Penyihir Merah. Sebuah aksi pencurian yang gagal berujung dengan dipenjaranya Edgin dan Holga. Forge nantinya juga menghasut Kira (Chloe Coleman), putri dari Edgin untuk menjauh dari ayahnya, dan menggunakan kelicikannya untuk menjadi seorang Lord of Neverwinter dengan dibantu sihir dari Sofina.
Setelah berhasil melarikan diri dari penjara, Edgin dan Holga mengajak rekan lamanya yang merupakan seorang penyihir, Simon (Justice Smith), dan temannya Doric (Sophia Lillis), seorang tiefling druid yang mampu bertransformasi menjadi hewan. Mereka semua berusaha mencuri relik berharga yang mampu membangkitkan orang mati, dengan harapan bisa membangkitkan kembali istri dari Edgin dan membalas dendam kepada Forge dan si Penyihir Merah.
Premis yang ditawarkan oleh film ini boleh saja terdengar sebagai sebuah premis dari film fantasi bernada serius yang mencekam. Namun, di tangan duo sutradara John Francis Daley dan Jonathan Goldstein, premis tersebut kemudian dikemas menjadi sebuah film aksi komedi yang dipenuhi dengan momen-momen tawa yang segar. Formula kesuksesan terbesar D&D tentu saja berasal dari kemampuan Daley dan Goldstein dalam menjaga kedinamisan pengisahan filmnya.
Sebagai sebuah film yang juga mengandalkan unsur komedi sekaligus aksi dan misteri untuk dapat mengikat perhatian penontonnya, Daley dan Goldstein menghantarkan filmnya dalam ritme yang cepat namun tidak pernah terasa tergesa-gesa dalam membangun maupun membuka tabir misteri yang ingin mereka sampaikan. Tertata dengan baik sehingga penonton dapat begitu terhibur dengan sentuhan komedi film ini, sekaligus untuk terus berusaha memecahkan persoalan yang dihadapi oleh karakter-karakter dalam jalan cerita filmnya.
Kesuksesan penyutradaraan Daley dan Goldstein jelas tidak dapat dipisahkan dari kecerdasan penulisan naskah cerita yang dilakukan oleh mereka berdua dengan dibantu oleh Michael Gilio yang berhasil menyediakan deretan humor yang terasa begitu segar, dengan banyak guyonan yang jelas akan membuat para pecinta pop culture segera jatuh hati, serta karakter-karakter yang begitu mudah untuk disukai.
Tentu, beberapa bagian pengisahan film ini sudah dibocorkan lewat teaser maupun trailernya. Tapi percayalah, apa yang ditampilkan di layar nantinya akan jauh lebih mengejutkan. Walau boleh dibilang, kejutan pengisahan yang dilontarkan oleh duo Daley-Goldstein pada paruh ketiga ceritanya memang terasa sedikit berlebihan setelah melalui beberapa kejutan pengisahan di paruh cerita sebelumnya.
Namun terlepas dari sedikit kelemahan di atas, guliran pengisahan film ini harus diakui tampil dengan kualitas yang unggul di mana setiap karakter mampu diberikan porsi pengisahan yang utuh, guyonan-guyonan yang jauh dari kesan murahan, dan jelas akan mampu memancing tawa lepas sobat nonton, serta sentuhan fantasi dan misteri yang memikat.
Penampilan para pengisi departemen akting yang hadir dengan energi tinggi yang luar biasa menyenangkan juga semakin mempersolid kualitas keseluruhan presentasi film ini. Seluruh jajaran pemeran hadir dengan chemistry yang begitu meyakinkan. Chris Pine jelas berada pada elemen terbaiknya dengan konten komedi yang disajikan oleh naskah cerita D&D ini.
Namun, jika penulis boleh memberikan kredit lebih, Regé-Jean Page yang berperan sebagai seorang paladin yang bernama Xenk merupakan penampil paling memikat di sepanjang durasi film ini. Penampilannya yang begitu lugas dan berkharisma jelas akan membuat kita semua semakin penasaran dengan proyek film-film yang ditawarkan kepadanya di masa yang akan datang nanti.
Oke, pada akhirnya, Dungeons & Dragons: Honor Among Thieves jelas bukanlah sebuah film komedi yang dapat dipandang sebelah mata. Terlepas dari pengemasannya yang ringan dan santai, D&D mampu didukung dengan naskah cerita yang tergarap dengan cerdas, pengarahan yang solid, serta penampilan para pengisi departemen akting yang hadir dengan daya tarik yang luar biasa kuat. Sebuah kombinasi yang mampu menjadikan film ini sebagai sebuah film aksi-fantasi-misteri-komedi bercita rasa tinggi yang jelas terasa semakin sulit untuk ditemukan dalam beberapa tahun terakhir.