Review Joy Ride: Salah Satu Film Komedi Hollywood Terbaik dalam Beberapa Tahun Terakhir
Penulis sekaligus produser Adele Lim, yang sebelumnya menggarap skenario film Crazy Rich Asians, kini memulai debut penyutradaraan film layar lebarnya dengan film komedi yang menceritakan tentang perjalanan antara empat teman Asia-Amerika yang meninggalkan Amerika Serikat untuk melakukan perjalanan ke tanah air Tiongkok. Film tersebut diberi tajuk Joy Ride.
Joy Ride bercerita tentang persahabatan Audrey (Ashley Park) dan Lolo (Sherry Cola) yang tak terpisahkan. Mereka termasuk di antara sedikit orang Amerika keturunan Asia di kota kulit putih yang sangat homogen di Pacific Northwest, Amerika Utara. Saat penindas pertama mereka di taman bermain melontarkan hinaan rasis kepada mereka, Lolo mendaratkan pukulan tepat di wajahnya dan Audrey melihatnya dengan kagum. Sejak saat itu, mereka terus bersama hingga usia dewasa.
Seiring berjalannya waktu, Audrey mempunyai peluang untuk mendapatkan promosi yang mengubah hidupnya ketika bosnya mengirimnya ke Tiongkok untuk menyelesaikan kesepakatan bisnis besar. Ia mengajak Lolo ikut dalam perjalanan itu sebagai penerjemah selama berada di sana.
Mereka berdua juga ditemani sepupu Lolo, Deadeye (Sabrina Wu) dan juga Kat (Stephanie Hsu), mantan rekan satu asrama Audrey. Perjalanan mereka pun menjadi tak terlupakan. Apalagi, Lolo sering kali bersikap tidak sopan dan juga suka berubah-ubah sikap.
Well, membaca sinopsis di atas, mungkin bisa membuat film ini dikatakan sebagai "The Hangover" versi wanita. Dengan diproduseri oleh komedian Seth Rogen, film ini memang cukup memberikan harapan akan munculnya suguhan komedi yang dianggap cerdas.
Memadukan elemen drama persahabatan dengan unsur komedi kasar yang sering diajukan oleh film-film Seth Rogen, Joy Ride nyatanya mampu tampil menarik akibat pengarahan Adele Lim yang begitu cekatan untuk tidak menghadirkan setiap momen terasa berlebihan.
Drama persahabatan antar karakternya tidak pernah dibuat terlalu dramatis, yang kemudian justru membuat hubungan persahabatan mereka di layar akan mampu lebih mudah dicerna para penonton. Begitu juga dengan unsur komedi film ini. Layaknya The Hangover, Joy Ride juga berani tampil dengan amat eksplisit dalam menampilkan konten ceritanya. Lihatlah adegan tatkala karakter Kat memperlihatkan alat kemaluannya yang berhiaskan tato iblis Oni di depan umum. Apresiasi untuk Lembaga Sensor Film dan pihak distributor lokal yang meloloskan bagian ini dengan teknik sensor yang cukup halus!
Meski begitu, beberapa penonton kemungkinan besar akan dapat merasakan bahwa beberapa bagian dari film ini dapat saja dihilangkan atau dipangkas. Hal ini terjadi karena beberapa bagian cerita dari Joy Ride terkesan kurang mampu untuk digali lebih mendalam lagi sehingga tampil hanya sekadar tempelan belaka.
Cukup menyenangkan untuk menyaksikan sebuah drama komedi yang dipimpin oleh barisan para pemeran wanita yang mampu tampil "tanpa aturan" seperti layaknya drama komedi yang selalu ditampilkan oleh para pemeran pria. Hebatnya lagi, Joy Ride tetap mampu hadir cemerlang dalam menyajikan berbagai sentuhan feminisme dalam jalan ceritanya sehingga mampu tetap tampil rapuh serta menyentuh di momen-momen yang memang membutuhkannya. Meski tidak selalu berjalan mulus ataupun lucu, Joy Ride jelas adalah salah satu film komedi terbaik yang mampu dihasilkan oleh Hollywood dalam beberapa tahun terakhir ini.