Review Smugglers: Suguhkan Drama dan Komedi yang Pas
Ryoo Seung-Wan, sineas kawakan asal Korea Selatan yang beken karena karya-karyanya seperti The Battleship Island dan Escape from Mogadishu, kini hadir dengan karya terbarunya yang juga tidak main-main. Mengambil judul Smugglers, film ini telah diundang ke festival film bergengsi Locarno ke-76 yang berlangsung pada bulan Agustus mendatang.
Smugglers mengambil latar wilayah Kunchon era 70-an. Kala itu, banyak warga di sana yang bekerja sebagai nelayan sekaligus penyelam. Namun, kondisi hewan-hewan laut menjadi sangat jelek akibat limbah pabrik di kawasan itu. Hal tersebut membuat kehidupan para warga perlahan memburuk, termasuk Choon-ja (Kim Hye-soo) dan Jin-sook (Yum Jung-ah). Mereka bersama beberapa teman dan orang rumahnya sehari-hari bekerja sebagai penyelam.
Ketika mereka semakin sulit mengumpulkan makanan dari bawah laut untuk hidup, paman Broker (Kim Won-hae) menawarkan pekerjaan yang memberikan penghasilan lebih baik. Pekerjaan itu adalah mengambil barang-barang impor yang dibuang ke laut untuk menjadi selundupan. Awalnya, tawaran itu ditolak oleh mereka. Namun, situasi yang semakin sulit membuat kelompok tersebut akhirnya mau mengambil pekerjaan tadi.
Barang-barang tersebut awalnya dibawa oleh penjual termasuk distributor, kemudian dibuang ke laut. Hal itu dilakukan untuk menghindari bea cukai di pelabuhan. Bisnis tersebut makin lama ternyata semakin besar. Choon-ja dan keluarga Jin-sook sudah hidup lebih dari cukup. Namun, paman Broker pada suatu hari mengatakan bisnisnya berkembang hingga tingkat penyelundupannya pun lebih berisiko.
Hal yang ditakutkan pun terjadi. Insiden terjadi hingga membuat Choon-ja terpaksa kabur dari Kunchon. Kondisi tersebut yang kemudian membuat persahabatannya dengan Jin-sook memburuk. Insiden apakah yang membuat persahabatan mereka berdua memburuk?
Film Smugglers dimulai dengan cerita yang langsung masuk ke intinya. Pace filmnya cepat, jadi sobat nonton seperti dipaksa untuk terus fokus dengan konsep penceritaan filmnya. Penulis sedikit agak bingung di awal tatkala pace filmnya dibuat secepat ini.
Ternyata Smugglers punya banyak hal yang ingin diceritakan sehingga ketika momen klimaksnya terjadi, penulis merasa bahwa keputusan untuk membuat pace filmnya secepat itu memang terasa tepat, agar tidak terlalu terkesan repetitif dan tidak terlalu membuang-buang durasi.
Soal cerita, secara pribadi penulis amat menyukai cara sang sutradara dalam mengangkat bagaimana peran wanita yang sangat menonjol di film ini. Drama dan komedinya pun ditaruh dengan takaran yang pas. Soal action, ada satu adegan yang akan membuat kita takjub, yakni saat adegan battle di bawah laut. Memang patut ditonton di layar besar!
Poin plus lainnya adalah, keberanian sang sutradara untuk tidak memberikan karakter abu-abu di sini. Hanya ada dua karakter dalam film ini: karakter jahat, dan karakter yang sangat jahat. Lalu alasan dibalik karakter utama terus melakukan bisnis ilegal ini pun terbagi dua: untuk kebutuhan hidup, dan untuk keserakahan pribadi. Jadi sama sekali tak ada karakter yang baik hati di sini.
Membungkus kekeluargaan, pengkhianatan, perampokan, dan aksi pukul-pukulan dengan amat padu, ditambah dengan jokes yang tepat sasaran, lagi-lagi Smugglers menambah satu lagi portofolio menawan milik sineas Ryoo Seung-Wan.