Loading your location

Review Soulmate: Penuh Misteri yang Sulit Ditebak

By Ekowi25 Maret 2023

Persahabatan adalah hubungan antar pribadi dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat afeksi dan juga perasaan. Dalam praktiknya, sahabat akan senang dengan eksistensi satu sama lain, setia, dan seringkali selera mereka akan menjadi serupa nantinya. Sepasang sahabat memiliki rasa percaya yang tinggi satu sama lain di mana tidak akan merugikan apalagi menyakiti.

Sebuah film yang menggambarkan pernyataan di atas ialah film Korea Selatan yang berjudul Soulmate yang merupakan remake resmi dari film berjudul sama karya Derek Tsang yang dirilis pada tahun 2016 silam. Kisahnya pun tak berbeda jauh.

Dalam versi barunya ini, Mi So dan Ha Eun adalah sepasang sahabat yang sama-sama berusia 12 tahun. Keduanya menjalin pertemanan sejak duduk di bangku sekolah dasar. Pertemanan ini bermula ketika Mi So dipindahkan dari Seoul ke pulau Jeju. Di pulau tersebut, Mi So bertemu dengan Ha Eun. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka semakin hangat. Mereka pun membuat perjanjian untuk tidak akan meninggalkan satu sama lain dan tidak akan berpisah.

Menginjak usia 18 tahun, Ha Eun menyukai laki-laki di sekolahnya. Momen ini membuat persahabatan Mi So dan Ha Eun semakin renggang. Terlebih, pacar Ha Eun, Jin Woo menjauhkan Mi So dengan Ha Eun. Di tengah-tengah kerenggangan hubungan persahabatan keduanya, Mi So harus meninggalkan desa untuk mengejar mimpinya. Sedangkan, Ha Eun masih menetap di desanya. Persahabatan keduanya kian menjauh.

Singkat cerita, usia mereka sudah 27 tahun dan mereka kembali bertemu. Mereka saling merindukan satu sama lain. Setelah 15 tahun berpisah, mereka mulai membentuk kembali hubungan yang sempat renggang. Berhasilkah?

Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa sobat nonton harus menyaksikan film ini. Pertama, Alur cerita film ini yang maju mundur menjadikan jalan cerita yang disampaikan menjadi menarik dan tidak mudah untuk ditebak. Selain itu, akhir cerita yang penuh dengan misteri juga menjadi salah satu keunggulan dari film ini. Konflik yang timbul disajikan dengan takaran yang pas, cukup untuk membuat para penonton merasakan pula perasaaan saat konflik tersebut terjadi.

Yang kedua, kedua pemeran utama film ini, Kim Da Mi dan Jeon So Nee tak kalah berkualitas dengan dua aktris dari film originalnya. Mereka berdua berhasil memancing sisi sentimentil penonton saat menyaksikan mereka berlakon di layar. Sebagai contoh, ada satu adegan yang amat melekat, yakni saat Mi So bertengkar dengan Ha Eun di sebuah restoran. Saat itu Ha Eun bertaruh dengan bartender di sana untuk mendapatkan minuman gratis. Mi So yang menyaksikan hal tersebut tidak menyukainya.

Mereka berdua pun bertengkar. Permasalahan tersebut membuat Mi So mengutarakan semua amarah yang dipendamnya termasuk ketidaksukaannya saat Ha Eun mengenakan kalung pemberian dari Jin Woo. Pada adegan tersebut, kedua sahabat tersebut tanpa sadar telah saling melukai. Namun, masih terlihat jelas betapa mereka berdua menyayangi satu sama lain.

Yang terakhir, dan yang paling menarik, film ini tidak menentukan siapa yang benar ataupun siapa yang salah sehingga membuat persahabatan kedua tokoh utama tadi retak atau tergoyahkan. Tidak dapat ditentukan pula siapa yang memegang peran sebagai antagonis dalam film ini. Karena dalam hal ini, yang penulis lihat hanyalah rasa persahabatan antara mereka yang menimbulkan kasih sayang yang tulus dan berusaha untuk melindungi satu sama lain, malah berakhir dengan banyaknya kesalahpahaman dan saling melukai.

Hal di atas seringkali terjadi dalam sebuah persahabatan di dunia nyata. Komunikasi dan keterbukaan pikiran satu sama lain merupakan suatu hal yang penting, untuk meminimalisir hal tadi bisa terjadi. Selain itu, batasan dalam persahabatan juga perlu diperhatikan sehingga tidak melampaui ruang privat satu sama lain.

Sobat nonton, jangan lupa bagikan tulisan ini ya!

NOW PLAYING

BOTTING
The First Omen
Dua Hati Biru
THE SIN

COMING SOON

Dark Harvest
BALITAR (GORESAN SENJA)
Bangsal Isolasi
WHITE BIRD: A WONDER STORY