Review Sihir Pelakor: Suguhkan Adegan Gore dan Jumpscare Intens yang Bikin Gelisah
Sihir Pelakor bisa jadi merupakan salah satu film horor terbaru yang cukup menyita perhatian publik karena diangkat dari kisah nyata. Yap, ceritanya memang berasal dari podcast viral berjudul Sihir Pelakor Sabdo Pandito yang sempat trending di YouTube. Kisah mistis dan konflik rumah tangga ini kemudian dikemas secara dramatis ke layar perak oleh rumah produksi Starvision dengan sutradara Bobby Prasetyo.
Film Sihir Pelakor sendiri akan berpusat pada kehidupan Vita (diperankan Neona Ayu), seorang gadis yang mengalami perubahan besar sejak duduk di bangku SMP. Kisahnya bermula saat ayah Vita, Edi (Fathir Muchtar), berpamitan kepada keluarganya untuk tugas ke luar kota. Tepatnya Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Namun, setelah 1,5 tahun, Edi tak pulang juga. Anehnya, selama itu, ibu Vita, Jumiati (Marcella Zalianty), sama sekali tidak rindu dan juga tidak mencari tau tentang nasib sang suami. Vita dan ibunya baru menyadari bahwa suami dan ayah mereka menghilang begitu lama setelah ada tetangga yang memberi tahu mereka.
Rupanya, selama di Kalimantan, Edi jatuh cinta dengan seorang perempuan bernama Rini (Asmara Abigail). Namun, itu bukan pengkhianatan biasa. Perempuan tersebut menggunakan ilmu hitam untuk merebut hati Edi. Seiring berjalannya waktu, keluarga Vita mulai terkena serangan-serangan mistis yang tak bisa dijelaskan secara logika.
Meskipun akhirnya kembali ke rumah, Edi yang berada di bawah pengaruh sihir tersebut, malah berubah drastis. Ia makin menjauh dari keluarga. Ketegangan terus meningkat tatkala Vita pada akhirnya harus berhadapan langsung dengan Rini bersama sihir yang digunakan untuk melumpuhkan keluarganya.
Naskah tentang sihir serta kepercayaan yang ditantang seakan sudah menjadi template dari film-film religi lokal belakangan ini, dan hal tersebut juga tidak luput dari film Sihir Pelakor ini, karena sang sutradara lebih terlihat bermain pada bagaimana film ini memberikan sajian yang lebih menyeramkan dari klisenya kisah yang sudah dapat dipahami penontonnya, sehingga “main aman” dari sisi drama.
Sebagai sajian utama yang ingin ditampilkan oleh film ini, sutradara Bobby Prasetyo juga mencoba menggunakan pendekatan gory yang semakin condong ke arah teknikal, meskipun teror muncul dari akting Asmara Abigail yang lumayan mengganggu. Tentu saja, efek praktikal yang digunakan dalam film ini menjadi highlight utamanya, apalagi di adegan-adegan sihirnya.
Selanjutnya, hal yang tak kalah menonjol dan patut diapresiasi tentu saja adalah performa akting dari para aktornya yang luar biasa, bahkan melebihi ekspektasi. Berbagai lapisan emosi yang dilepaskan, mulai dari putus asa, cemas, hingga murka siap membuat perasaan sobat nonton menjadi bercampur aduk di tengah kegelisahan adegan gore dan jumpscare-nya yang intens.
Walaupun, di sisi lain, plot film ini juga terasa sedikit goyah karena menggunakan beberapa formula yang sudah cukup sering digunakan di berbagai film horor lokal. Meskipun begitu, Sihir Pelakor tetap merupakan eksperimen berani dalam genre horor religi. Bagi banyak penonton, film ini dipastikan akan tetap berhasil memunculkan ketegangan dan refleksi moral tentang balas dendam, dosa, serta penebusannya.