Review The Popes Exorcist: Suguhkan Aksi Pengusiran Setan dengan Gaya Casual
Apakah sobat nonton pernah mendengar nama Gabriel Amorth? Ia adalah seorang Romo yang juga ahli eksorsis senior dari Vatikan. Namanya terkenal di kalangan para ahli pengusir setan dan para peminat bidang demonologi. Saat menginjak bulan Mei 2013 lalu, ia bahkan mengaku telah mengeksorsis lebih dari 160.000 orang, atau mencapai 8 orang dalam sehari. Gabriel Amorth juga pernah mengakui bahwa film The Exorcist karya William Friedkin yang legendaris itu benar-benar akurat dalam hal substansinya, walaupun menurutnya, special effect dalam film tersebut sedikit berlebihan.
Kini, sineas Julius Avery mengangkat kisah hidupnya ke dalam sebuah film berjudul The Pope’s Exorcist. Namun, film ini hanya akan menceritakan salah satu chapter dalam hidup Gabriel Amorth (Russell Crowe) yang paling berkesan. Yakni saat dia menemukan kasus kerasukan yang menimpa seorang bocah bernama Pope (Franco Nero). Semakin dalam upaya Amorth untuk menyembuhkan si anak, dirinya justru malah menemui banyak kejanggalan yang melibatkan suatu konspirasi besar di Vatikan. Sebuah konspirasi yang dirahasiakan Vatikan selama berabad-abad.
Well, walau bukan film pertama yang mengangkat tema pengusiran setan, namun The Pope’s Exorcist tetap memiliki keunikan sendiri di dalam jalan ceritanya. Jika pada film-film lainnya sang pendeta pengusir setan merupakan seorang yang mungkin memiliki masalah keraguan terhadap Tuhan, maka The Pope’s Exorcist menghadirkan karakter Gabriel Amorth yang telah benar-benar yakin dengan keimanannya. Ini yang membuat karakter utama kita begitu kuat dan cukup menarik.
Menonton film ini sedari awal hingga akhir akan membuat kita semua akan sedikit terkejut karena ternyata The Pope’s Exorcist ini lebih menyerupai film pengusiran setan di dunia modern dengan gaya yang lebih casual. Malahan, penulis melihat film ini seperti film gabungan antara Constantine dengan Deliver Us From Evil. Sebuah film bertema eksorsisme versi realistis yang minus fantasi. Ya, bukan sebuah horor murni yang ingin disajikan sang sineas, melainkan sebuah film petualangan bercampur mystery yang tetap mempunyai kekhasannya tersendiri.
Tidak seperti kebanyakan film horor modern yang berusaha sedemikian keras untuk terlihat menakutkan dengan menghadirkan banyak momen-momen berdarah maupun menakutkan, Julius Avery membangun plot penceritaan film ini secara fun. Bahkan, ternyata sang penulis skenario berani memasukkan beberapa sekuen serta dialog komedi di dalamnya. Hal yang justru tidak dibayangkan sebelumnya, mengingat yang dijual film ini adalah plot berbau konspirasi.
Secara runut, Avery memperkenalkan setiap karakter yang ada di dalam jalan ceritanya, konflik yang terjadi dalam kehidupan mereka hingga akhirnya menggulirkan konflik supranatural yang akhirnya mempengaruhi kehidupan karakter-karakter tersebut. Membutuhkan beberapa saat untuk dapat mencerna penceritaan awal The Pope’s Exorcist memang, namun untungnya Avery kemudian berhasil menghadirkan deretan momen penceritaan dengan pace cepat guna menambal penceritaan awal yang terkesan lamban tadi.
Dari segi drama, harus diakui, film ini memiliki esensi cerita yang begitu minim dan hanya terkesan sebagai sebuah versi lain dari film-film horor yang bertema sama. Walaupun begitu, Julius Avery tetap mampu mengarahkan jalan cerita filmnya dengan cukup baik. Bahkan, dengan dukungan penampilan yang begitu kuat dari para pengisi departemen aktingnya, Avery berhasil mengemas film ini menjadi sebuah film horor bertema eksorsisme yang mampu tampil jauh lebih baik daripada kebanyakan film horor serupa yang dirilis Hollywood akhir-akhir ini.
Overall, sulit rasanya untuk menilai The Pope’s Exorcist sebagai sebuah produk yang gagal untuk tergarap dengan baik. Sebagai seorang sutradara, Julius Avery mampu mengarahkan ritme penceritaan filmnya dengan cukup baik, meskipun pada banyak bagian, film ini terlihat terlalu berfokus untuk menghadirkan kisah petualangannya daripada berusaha keras untuk menakuti para penontonnya.
Pun begitu, dengan dukungan penampilan akting yang prima dari jajaran casts-nya serta tata produksi yang begitu mendukung atmosfer horor film ini, The Pope’s Exorcist mampu hadir menjadi sebuah film horor yang walaupun tidak terasa istimewa namun jelas jauh dari kesan mengecewakan. Karena kapan lagi kita semua dapat melihat seorang pengusir setan berpenampilan garang dan gagah macam Russell Crowe!
Dan ke depannya, bolehlah kita kembali berharap kepada para sineas di luar sana, untuk memberikan sentuhan baru di ranah film horor bertema eksorsisme seperti dalam The Pope’s Exorcist ini, agar nantinya tidak terjebak dengan formula klasik yang itu-itu saja dan menjadi terasa membosankan.